Aku dan separuh agamaku

Aku dan separuh agamaku

Jumat, 15 November 2019

SUAMI SAYA BUKAN ORANG TURKI ! TERUS ORANG MANA?

(Sudah terbit di mylongdistancestory.tumblr.com pada tanggal 19 Mei 2019)


Heho holla merhaba semuanya! :)
Muç'ore? 
Eh bahasa apa ini? Bukan bahasa Turki yak hahaha! Nah jawabannya nanti ada di bawah yaa..
Saya mau update blog lagi ni ya hehehe, semoga bisa terus konsisten ya ngisi tulisan di blog. Gimana puasanya? Semoga masih lancar yaaa, inshaAllah. Semoga ibadah kita berkah di bulan Ramadan ini ya gesss. Lah banyak beud semoganya ini malihhhh wkwkwkw.

Yuk capcus kita mulai aja yaa..

Ketika ngebayangin “orang Turki”, secara fisik, kalian lebih ngebayangin orang Turki itu kayak orang mana? :D Kebanyakan pasti kayak saya ni waktu dulu, ngebayangin orang Turki mukanya agak mirip sama orang Arab hehehe. Iya, saya emang dari dulu suka banget sama “Turki”, tapi saya engga terlalu hafal kalau karakterisik orang Turki ternyata jauh berbeda dengan orang Arab.
Saya dulu memang cari tau di google dengan kata kunci “orang Turki’, dan yang keluar adalah orang-orang dengan muka khas “Anatolia” (waktu itu, muka Anatolialah yang saya kira sebagai muka Arab Turki hehe). Orang Arab dan Turki itu beda ya gesss. 


image

Orang Arab


image

Orang Turki
Setelah itu, saya mulai kenal beberapa teman Turki, waktu itu salah satu orang Turki pertama yang saya kenal adalah Sumeyya. Secara fisik, muka Sumeyya lebih terlihat seperti orang Pakistan/ India. Setelah Sumeyya, saya mulai kenal dengan Mustafa alias suami saya hehehe. Sumeyya dan Mustafa termasuk teman yang rajin mengirimkan foto-foto anggota keluarganya kepada saya. Baik Sumeyya dan Mustafa sama-sama memiliki keluarga dengan karakterisitik fisik berbeda.


image

Bersama Sumeyya

Waktu itu saya masih belum tahu kalau Mustafa tidak sepenuhnya orang Turki. Dia tidak pernah menyinggung tentang darah suku Laz yang mengalir ditubuhnya. Dia hanya bilang, kalau ibunya berasal dari Karadeniz (laut hitam), itu saja. Dan ya, Mustafa juga rajin mengirimkan foto ibunya kepada saya. Secara fisik, ibu Mustafa terlihat sangat cantik untuk saya. Wajahnya ketika muda mirip dengan The Duchess of Cambridge, Kate Middleton bagi saya. Mungkin memang orang Turki secantik ibu Mustafa, saya fikir demikian hehee. Sejak saat itu, mindset saya tentang ciri fisik orang Turki berubah. Saya berfikir kalau mertua perempuan saya adalah salah satu wajah bangsa Turki yang lain dan akan banyak saya temukan di Turki kelak. Nah berbeda dengan baba Mustafa alias ayah mertua saya, wajah beliau  lebih banyak terlihat “Anatolia”-nya bagi saya. Walaupun sebagian besar keluarga beliau berasal dari Bulgaria, tetapi keluarga beliau masih keturunan Turki yang pada masa kesultanan Ottoman pergi bermigrasi ke Bulgaria (lalu akhirnya satu orang dari mereka kembali ke Turki untuk menikah dengan gadis pujaan hatinya).



image

Bersama baba dan ibu mertua


image

Ibu Mertua ketika muda. Ada foto beliau sebelum menikah yang tidak mengenakan jilbab dan sangat mirip dengan Kate Middleton, tapi maaf ya fotonya tidak bisa saya bagikan :)

Saya dan teman-teman seperjuangan LDR sering bertukar cerita perihal keluarga pacar-pacar kami hehehe. Saya kerap dikirimi foto keluarga pacar teman seperjuangan saya, dalam hati saya bergumam “Kok beda ya ciri fisiknya saya calon mertua gueh, jadi yang mukanya Turki banget itu yang mana sik yaaaa?” :D
Pernah ada kejadian unik yang saya ingat. Waktu itu, ada kenalan saya yang berasal dari Turki dan sedang mengikuti program “Exchange student” ke Indonesia. Namanya Umut, usianya skitar 16-17 tahun pas kita ketemu. Saya dan teman-teman belajar bahasa Turki ketika di Bandung pergi mengajak Umut (yang saat itu sedang berlibur ke Bandung) untuk berkeliling kota Bandung. Saya perhatiin, kok mukanya Umut agak mirip Mustafa ya sedikit. Apa ya, gimana ngejelasinnya..pokoknya ada ciri fisik Umut yang mirip Mustafa untuk saya.
Waktu itu Umut cerita, kalau dia juga bukan orang Turki asli. Mama Umut asalnya dari Georgia. Jadi ya kata Umut, secara fisik muka dia agak beda sama orang Turki. Tapi dalem hati “Tapi iye mirip sama calon mertua gue fisiknya yaa.. tapi calon mertua gue bukan orang Georgia wkwkkw”.
Setelah menikah, saya dan Mustafa menetap di Ankara. Kemudian saya jadi tahu kalau penduduk di Turki itu berasal dari banyak ras dan suku.  Orang “Turki” belum tentu semuanya bangsa Turki. Ada banyak bangsa lain yang menetap disana, nah yang paling banyak saya temukan ketika ke Turki sih ya bangsa Kurdish. Oya, bangsa Turki dan Kurdish itu berbeda. Ada beberapa masalah politik di Turki yang bikin sedikit kayak jarak antara bangsa Turki dan bangsa Kurdish di Turki. Secara fisik, wajah mereka juga berbeda dengan bangsa Turki.  
Lanjut ke cerita pencarian asal usul Mustafa (eaa eaa wkwkwk). Nah, beberapa kali kami pergi ke Istanbul buat liburan. Entah kenapa, di Istanbul dia selalu dikira turis asing. Teman-teman saya juga awalnya mengira kalau Mustafa punya darah Jerman hahaha. Lah, doi tok Turki kok.. Mustafa kaga ada keturunan Jerman. Tapi ya, di Indonesia juga banyak yang gak nyangka kalau Mustafa orang Turki.
Nah, setelah menikah, saya sering main ke kampung ibu Mertua saya di Düzköy, Düzce. Disitulah saya banyak menemukan “kembaran fisik“ ibu mertua saya hahaha. Dari keluarga besarlah saya tahu cerita lebih dalamnya kalau mereka memang bukan orang Turki. Mereka berasal dari suku Laz di kawasan Karadeniz (laut hitam). Dulu, keluarga besar ibu mertua datang dari distrik Borçka, Artvin (wilayah timurlaut Turki). Cuma ya sekarang di Borçka udah gak ada keluarga atau keturunan dari mereka. Semua keluarga sudah pindah ke Düzce. Usut punya usut, di Düzce emang banyak orang Karadeniz, atau orang yang berasal dari Karadeniz . oya, orang Karadeniz dan orang suku Laz itu beda ya. Gak semua orang Karadeniz itu orang Laz. Jadi Karadeniz itu adalah wilayah di bagian utara Turki. Nah, orang Laz itu ya tanahnya emang di wilayah sana. Eh ngerti gak sih penjelasannya :D kayak berbelit-belit gitu etdaah. Intinya gitu, keluarga Mertua saya emang orang Karadeniz, tapi mereka bukan orang Turki.


image

Berlebaran bersama keluarga di Düzköy. Mereka semua orang Laz.


image

Anak-anak suku Laz.


image

Ibu mertua mengenakan bergo pemberian mama saya. 

Ketika orang Laz berkumpul, biasanya mereka lebih suka berkomunikasi dengan bahasa mereka sendiri. Pertama denger sih bahasa mereka mirip sama bahasa Rusia buat saya, tapi aslinya beda banget. Bahasa Laz dan bahasa Turki itu beda jauh ges. Jadi kayak bahasa sunda sama bahasa Indonesialah ya. Beda banget intinya. Dan bahasa Laz Turki dan bahasa Laz Georgia juga beda, mertua saya Cuma ngerti beberapa kata dari bahasa Laz Georgia. Nah Muc’ore itu bahasa Laz yang artinya apa kabar dalam bahas Laz, dalam bahasa Turki apa kabar itu Nasılsın. Beda banget kann gess :D



image

Alfabet Bahasa Georgia.


image

Alfabet Bahasa Laz (Lazuri Alboni) + Latin


image

Ibu mertua dan bapak mertua ketika muda serta Ayse dan Mustafa saat masih bayi.
The Laz people or Lazi (Laz: Lazi, ლაზი; Georgianლაზი, lazi; or ჭანი, ch'aniTurkishLaz) are an indigenous Kartvelian-speaking ethnic group[9] inhabiting the Black Sea coastal regions of Turkey and Georgia.[10]
Estimates of the total population of the Laz people today vary drastically, with numbers as low as 45,000 to as high as 1.6 million people, with the majority living in northeast Turkey. The Laz speak the Laz language, a member of the same Kartvelian language family as GeorgianSvan, and Mingrelian.[11][12] The Laz language is classified as endangered by UNESCO, with an estimated 130,000 to 150,000 speakers in 2001.[13]
Source: Wikipedia


image

 Wilayah Karadeniz/ laut hitam. 
Nah, kata mbah Wikipedia, orang Laz itu datang dari kawasan laut hitam di Turki dan negara Georgia (negara tetangga Turki). Akhirnya saya bisa bobok dengan tenang, kejawab sudah kenapa Mustafa dan Umut ada mirip-miripnya. Karena mama mereka sama-sama orang Laz hehehe.
Di kota Düzce, banyak juga orang Laznya. Salah satunya ya keluarga Yavuz (keluarga mertua perempuan). Dulu pernah ada beberapa peneliti yang datang ke rumah kakek Mertua buat bikin penelitian tentang keberadaan suku Laz di Düzce. Bahkan, pernah ada professor dari Universitas Düzce dan dari Georgia yang khusus datang ke rumah beliau untuk mengadakan penelitian. Kenapa yang dipilih kakek mertua? Karena kakek mertua  merupakan salah satu orang suku Laz tertua di kawasan Düzköy (atau mungkin Düzce).


image

Bersama almarhum kakek mertua.


image




image

Nenek mertua saat masih hidup bersama Mustafa dan Ayse.
Sempat ada pertanyaan, apakah suku Laz diterima dengan baik di Turki? Mengingat beberapa bangsa Turki agak sedikit yang overproud akan darahnya. Gimana ya jelasinnya? Kadang beberapa bangsa Turki ada yang agak sensi sama bangsa lain yang tinggal di tanahnya. Contohnya kayak ke bangsa Kurdish. Kayak yang saya jelasin diatas, mereka agak sedikit berjarak sama orang Kurdish karena politik. Nah, ada beberapa grup Kurdish yang ingin memiliki sebagian tanah di wilayah negara Turki untuk dijadikan wilayah kedaulatan negaranya, mungkin karena ini sih bangsa Turki rada sensi sama bangsa Kurdish. Sedangkan kalau bangsa laz sendiri beda. Bangsa Laz gak ada keinginan untuk mengambil wilayah Turki untuk dijadikan wilayah kedaulatannya. Begitu kiranya penelitian sok taunya saya hahaha. Tapi so far ya bangsa Turki dan bangsa Laz harmonis aja hidupnya. Belum pernah denger mereka ada konflik gitu.


image

Salah satu perempuan Kurdish. 

Gak banyak juga orang Indonesia yang suaminya orang Laz. Setau saya, Cuma saya dan Mbak Rosana (gelin Ankara). Kalau suami mbak Rosana itu full darah Laz karena orang tuanya dari Laz semua. ,
Secara fisik (ini menurut penelitian ala-ala antara saya dan mbak Rosana), orang Laz kayak lebih putih gitu kulitnya. Ini ternyata bener, karena suku Laz masuk ke ras Kaukasian (atau kaokasoid). Mereka lebih dikenal dengan sebutan “orang kulit putih”, begitu gess.. jadi bener dong yes penelitian ala-ala saya dan mbak Rosana wkwkwk.
Ciri fisik yang lain (masih berdasarkan penelitian ala-ala saya dan mba Rosana), orang Laz banyak yang bermata biru dan berambut pirang. Ini saya liat dari keluarga besar mertua perempuan saya sih,  mereka semuanya bermata biru (agak keabu-abuan), adik ipar (kembaran Mustafa) juga warna matanya biru. Kalau Mustafa warna matanya hijau army dan kadang kayak ada warna biru (super sedikit) kalau kena sinar matahari. Dan rambut Mustafa juga coklat, pas bayi malah pirang banget. Begitu gess. Ternyata emang orang Laz itu gabisa disamain sama bangsa Turki, yak karena secara fisik dan bahasa aja beda jauh. 


image

Mata Ayse yang berwarna biru keabu-abuan.



image

Bersama Ayse.
Tapi ini bikin saya tertarik sama suku Laz loh geees. Saya jadi kepengen bisa bahasa mereka (mertua saya pasti seneng banget kalau saya bisa bahasa Laz hahaha). Bahasanya unik dan gak banyak dipake sama masyarakat Turki hehehe. Soalnya, sekarang bahasa Turki udah mainstream abis. Banyak orang yang berbondong-bondong untuk belajar bahasa Turki. Tapi mbak Rosana males belajar bahasa Laz karena udah pusing duluan sama bahasa Turki katanya wkwkwkkw.
Saya dan Mustafa punya cita-cita menjelajah Borçka suatu hari nanti, semacam napak tilas silsilah keluarga Laz disana. Selain  Borçka, kami juga punya cita-cita buat keliling Bulgaria dan nyari keturunan Kurşun lain disana. Pasti masih banyak disana, secara cuma kakek-kakek-kakek dari baba mertua (entah keturunan keberapa) yang kabur ke Turki hehehe. 
Nah, itulah penjelasan sederhana tentang suku Laz. Lain kali saya akan bahas soal bahasanya ya ges hehehe. Pokoknya saya kudu bisa bahasa Laz wkwkwkwkw. Yang punya  suami atau pacar atau temen Turki bisa sedikit bikin penelitian ala-ala juga nih. Mereka itu bangsa Turki, bangsa Kurdish atau bangsa Laz kayak suami saya. Karena ya balik lagi, gak semua masyarakat Turki di Turki itu orang dari bangsa Turki (eh gimana sik ini wkwkwkw). Ya begindanglah, semoga tulisan blog ini sedikit memberi informasi tentang Turki buat kalian yak.
Guri k’aite! (Hoşcakal=selamat tinggal)



image

Mustafa ketika kecil.


image

Ketika Mustafa dan Ayse masih bayi.


image

Ketika Mustafa dan Ayse saat masih SD.


image

Saya bersama Ayse dan ibu mertua. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar