Aku dan separuh agamaku

Aku dan separuh agamaku

Rabu, 10 Juni 2020

You are Worthy

Gambar oleh @audiakursun.art


Kapan terakhir kali kita berterima kasih pada diri sendiri?

Pernahkan terpikir bahwa kita seringkali lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri yang sudah berjuang dan bertahan sejauh ini? Bahkan, mungkin beberapa orang tidak pernah membayangkan bahwa mereka akan berjuang melawan masalah kesehatan mental karena kurang mencintai diri sendiri.

Orang yang mencintai diri sendiri biasanya akan menganggap dirinya berharga, terlepas dari kelemahan yang dimiliki atau penilaian negatif sekitar, namun tidak memandang rendah orang lain. Berbeda dengan narsistik yang cenderung mengagumi dirinya dan terkesan meremehkan orang lain. Orang narsis juga biasanya mudah tersinggung dengan kritik atau komentar orang lain.

Mereka yang mencintai dirinya sendiri, biasanya akan berpikir bahwa banyak sekali hal yang tidak bisa ia kendalikan dalam hidup ini. Ia pun sangat memaklumi kegagalan. Meski demikian, kegagalan tidak ia maknai sebagai suatu kesialan dan cerminan kelemahan diri dalam segala hal. Ia akan lebih fokus kepada apa yang bisa dikendalikan, seperti cara berpikir, reaksi emosi, serta usaha yang dapat dilakukan.

Dalam mencintai diri sendiri, adalah hal yang salah jika kita masih membandingkan diri dengan orang lain. Sayangnya, seringkali banyak yang kecolongan. Kita perlu menghargai setiap perkembangan yang kita lakukan, sekecil apapun perkembangan itu. Mungkin tidak secepat orang lain, tetapi harus tetap kita hargai.

“Kemarin saya tidak terlalu baik, namun hari ini harus lebih baik.”

Mencintai diri sendiri bukan berarti menyangkal keberadaan perasaan negatif. Penting untuk menyadari emosi yang kita rasakan dan sejenak memberikan ruang pada diri ini. Emosi negatif sangat wajar terjadi, terlebih ada banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan dalam hidup. Orang yang mencintai dirinya akan sadar dan tidak ragu mencari bantuan ketika ia butuh seseorang untuk mendengarkan, bercerita, dan bersandar. Mereka bukannya mudah bergantung pada orang lain, tetapi karena sadar betul dengan kapasitas dirinya. Meski demikian, bergantung sepenuhnya pada orang lain juga tidak bisa dibenarkan.








Tumbuh dan berproses menjadi pribadi yang dewasa dan bijak itu melelahkan. Seringkali banyak hal yang terjadi di luar dugaan, dan tak jarang menyakitkan. Allah telah menyebutkan dalam firmannya, bahwa bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik untukmu dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk untukmu. Prof. Dr. Quraish Shihab : “Keberuntungan” kadang memainkan perannya dalam kehidupan manusia, sekalipun kerap tidak masuk akal. Karena itulah takdir mereka. Boleh jadi keterlambatanmu dari suatu perjalanan adalah keselamatanmu. Boleh jadi tertundanya pernikahanmu adalah suatu keberkahan. Boleh jadi dipecatnya engkau dari pekerjaan adalah suatu maslahat. Boleh jadi sampai sekarang engkau belum dikarunia anak itu adalah kebaikan dalam hidupmu. Boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi ternyata itu baik untukmu, karena Allah Maha Mengetahui Sedangkan engkau tidak mengetahui. Untuk kalian yang sekarang sedang “berjuang”, ketahuilah bahwa kalian sudah sangat hebat telah berjuang sejauh ini. You are worthy ❤️ An art collaboration between @audiakursun & @letssayvillanelle Enjoy it ❤️ #artistsoninstagram #artdaily #watercolor #watercolorpainting #artoftheday #dailyart #mentalhealth #mentalhealthawareness #dailyarts #watercolorguide #watercolordaily
A post shared by Ɖɛα Δʋ∂ια Ƙʋяşʋи 🧿 (@audiakursun) on


Ada beberapa afirmasi yang bisa kita tanamkan pada diri sendiri ketika sinyal 'tidak baik-baik saja' datang.

·         Saat mengalami situasi buruk, tanamkan dalam pikiran kita, bahwa segala situasi buruk ini tidak akan bertahan selamanya. This too shall pass.
·         Maknai situasi yang penuh dengan tekanan menjadi sesuatu yang memberikan kamu ruang untuk belajar.
·         Situasi sulit tidak hanya datang dari kesalahan sendiri atau orang lain, melainkan dari faktor-faktor di luar kendali kita yang tidak dapat dikendalikan.
·         Saat mengalami kegagalan, tanamkan dalam pikiran bahwa satu kegagalan bukan berarti kita gagal dalam segala hal. Contoh sederhananya adalah ketika kita diputuskan oleh pacar. Hal tersebut bukan berarti kita adalah orang yang buruk dan tidak layak mendapatkan cinta.
·         Apresiasi dari orang lain memang perlu, namun jangan pernah lupa untuk mengapresiasi diri sendiri. Terkadang, kita juga tidak memiliki kendali akan pandangan orang lain terhadap kita. Meski demikian, tentu kita harus tetap berusaha menghormati orang lain.
·         Apresiasi setiap perubahan positif yang terjadi pada diri kita, sekecil apapun itu. Perlahan-lahan kita akan merasa lebih kuat, lebih berharga, dan lebih berguna. Hal ini dapat mendorong kita untuk lebih baik dalam melawan ketidakberdayaan menjalalani rintangan hidup. 


I’am Enough, I’am Worthy

Saya sudah sangat hebat bisa bertahan sejauh ini. Saya layak bahagia, saya layak dicintai. Saya memiliki banyak alasan untuk berbahagia, dimulai dengan mencintai diri sendiri. Waktu terlalu berharga untuk dihabiskan dalam meratapi ketidakberdayaan saya terhadap sesuatu. Semua orang pernah mengalami hal buruk, itu wajar terjadi. Tidak apa-apa mengaku kalau saya sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Cukup ambil waktu sejenak untuk bisa berbincang dengan diri sendiri. Saya juga boleh menangis, butuh tindakan untuk membuang energi negatif kan? Tetapi, saya tidak mau berlarut-larut! Saya  harus bangkit, karena kehidupan terus berjalan.


Thank you for everything. I’am enough, I’am worthy. Cheers!

Dea Audia Santi