Aku dan separuh agamaku

Aku dan separuh agamaku

Kamis, 26 Maret 2015

Ini Cara Kami Menikmati Travelling Kami (Travelling dari Izmir sampai Ephesus)

Ini Cara Kami Menikmati “Travelling” Kami..

Bete, itu yang dirasain ketika tau suami mau go aboard ke luar negeri tapi istrinya gaboleh ikut . Pertamakalinya setelah menikah, suami pergi keluar negeri tanpa aku. kepengen nangis, tapi ko kayak anak kecil yaaaa..udah nikah loh hehee. Tapi ketika suami bilang aku bisa ngabisin masa liburan di Izmir, itu baru luar biasa. Artinya aku bisa ngunjungin kota tua Ephesus, tempat yang bikin aku jatuh cinta sama Turki 6 tahun lalu.

Awalnya ngerasa takut pas pergi-pergi sendiri di Turki, takut nyasar. Tapi entah  kenapa ngerasa berani pergi ke Izmir, padahal lebih jauh dan atmosfir Izmir beda dari kota-kota lain di Turki. Walaupun anne ngerasa khawatir gelinnya pergi jauh sendiri, tapi apa daya rencana tak bisa diubah hehe.

Perjalanan dimulai ketika suami nganter aku ke terminal buat pergi ke Düzce. Aku bakal tinggal disana selama 2 hari sebelum ke Izmir. Malamnya suami terbang ke kyrgyzistan. Selalu gabisa nahan air mata setiap pergi ninggalin suami. Ah, begini rasanya akan LDR sementara dengan suami. Apalagi kalo nanti ditinggal suami wajib militer selama 6 bulan, apalah daya adek bang. Buang saja adek ke rawa-wawa T_T.

Perjalanan ke  Izmir memang panjang dan melelahkan, tapi suguhan panorama alam sepanjang jalan bikin mata kebanyakan melek dibanding tidur. Pada dasarnya aku memang suka banget hal-bal berbau natural, jadi ngeliat yang ijo-ijo bawaannya semangat banget.
Pukul 9 malam aku sampe Izmir dan ketemu dengan Sümeyya, temen pertama Turkiku. Setelah menelepon Anne, kita pergi ke rumah Sümeyya untuk tidur karena besok pagi kita akan menjelajah pusat kota Izmir.

Sebelumnya Sümeyya cerita soal tipikal orang Izmir. Dia bilang Izmir memang beda dengan kota-kota lain di Turki. Pengaruh sekuler disini tinggi. kebanyakan dari mereka mungkin bukan muslim. Dan pengguna kerudung disini tidak sebanyak Istanbul dan Ankara. Dia bilang, jangan aneh kalo nanti kamu diliatin banyak orang pas kamu ke pusat kota. Karena buat mereka kerudung masih tabu.

Izmir memang lebih dekat ke Yunani secara teritorial. Dari pantai dekat jam konak aku bisa liat pulau Yunani walaupun samar. Pengaruh Eropa disini sangat kuat, saking kuatnya jangan aneh ketika kita nemu orang buka kedai bir pas bulan puasa. Ini aku denger dari orang Indonesia yang nikah sama orang Turki dan menetap di Izmir cukup lama.

Temenku Sümeya kadang dianggap sebelah mata sama dosennya, kalau aja dia gak bicara pake “otak”, mungkin döşen-dosennya gak pernah ngehargain dia. Sümeyya maşuk jurusan Teknik Elektro, dan hanya dia yang menutup tubuhnya dari kepala hingga kaki, kecuali telapak tangan dan wajah. Awalnya Sümeyya juga tidak berhijab, sekitar tahun 2014 dia mulai memutuskan berhijab dan mengirim foto perdananya dengan hijab padaku. Melihat hal tersebut aku Cuma bisa bilang syukur alhamdulillah akhirnya Allah memberikan hidayah padanya, suatu keputusan yang berani diambil olehnya, berhijab di kota minoritas “islam”.
***

Kami memulai perjalanan kami hari sabtu pagi. Tujuan pertama adalah monumen jam konak. Jam tersebut sudah sangat tua, dibangun ketika Ottoman  masih berjaya. Mungkin bisa dibilang monumen jam konak adalah satu-satunya monumen peninggalan masa Ottoman yang masih terawat baik. Aku dengar masyarakat Izmir tidak suka dengan Ottoman, itu yang jadi alasan beberapa peninggalan Ottoman tidak terawat dengan baik.


(Berfoto didepan monumen jam Konak, masih terdapat sisa tulisan Osmanlı disana. beberapa sudah dihapus oleh Mustafa Kemal Ataturk)

(Mesjid di Depan Monumen Jam Konak, ruangannya kecil sekali. Hanya untuk laki-laki saja)

Beberapa bangunan peningglan Ottoman  akhirnya hanya menjadi gudang. Ini benar adanya, ketika dalam perjalanan menuju “grand bazzar” Izmir, aku lihat satu bangunan peninggalan Ottoman yang dijadikan gudang. Tidak ada satupun yang tertarik pada bangunan tersebut, mungkin hanya aku satu-satunya orang yang mengambil foto bangunan tersebut


(Bangunan peninggalan Ottoman yang akhirnya hanya menjadi gudang)


(Berfoto didepan bangunan peninggalan Ottoman yang akhirnya hanya menjadi gudang. Dibelakang tubuhku tertulis beberapa kalimat berbahasa Arab. Di Istanbul, bangunan seperti ini masih bisa ditemukan dalam keadaan terawat. Tapi di Izmir, banguan ini tidak terawat dan aku menemukan sampah di dekat bangunan ini)

Sebagai pecinta peninggalan sejarah, tentunya aku sangat sedih melihat fenomena itu. Kebencian telah membuat suatu peninggalan sejarah yang mungkin mempunyai cerita yang luar biasa terlihat tidak istimewa. Entah mengapa rakyat Izmir membenci kesultanan Ottoman, padahal yang kudengar, zaman kesultanan Ottoman adalah zaman paling makmur. Setiap warga bisa hidup damai. Walaupun ada satu kaum yang tidak memeluk agama Islam, sultan tidak pernah berlaku buruk pada mereka, bahkan sultan membebaskan mereka beribadah sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. 

Tapi memang zaman berubah dari waktu ke waktu, kadang memang tidak semua orang suka dengan hal baik, pun hal tersebut berlaku pada kesultanan Ottoman. Walaupun pada zaman tersebut semua masyarakat makmur, tapi ada masanya suatu kaum yang menggenggam masa keemasan akan tiba pada masa keterpurukan. Dan hari ini, Ottoman hanya sebuah cerita, bahwa dulu pernah ada satu kaum yang sangat kuat dan hari ini kaum tersebut hanya sebuah cerita saja.
***

Aku maşuk kedalam “grand bazzar” kecil dan mencari beberapa hadiah yang bisa kubawa  pulang. Pedagang disini lebih fasih berbahasa Inggris karena memang tempat ini menjadi tujuan utama para pelancong luar negeri membeli souvenir khas Turki. Sempat beberapa kali aku berbincang-bincang dengan penjaga toko di grand bazzar Izmir dan menemukan satu pedagang yang mempunyai teman dari Jakarta Indonesia.
Setelah puas berbelanja akhirnya kita pergi menyebrang laut dengan menggunakan kapal feri. Hal yang tidak pernah bisa aku temukan di Ankara, karena di Ankara tidak ada laut sama sekali hehe.

(Wajah sebelum menyebrang menggunakan kapal Feri)


(Laut di dekat monumen Jam Konak, Pulau Yunani terlihat samar di depan)


Setelah menyebrang laut kami akhirnya pulang dan menyiapkan rencana penjelajahan lainnya. Sümeyya seperti setengah hati mengiyakan keinginanku ke kota tua Ephesus. Perjalanan menuju kota tua Ephesus memang cukup jauh. Bisa jadi kita menghabiskan waktu seharian dalam perjalanan dan tidak bisa melihat hal lain di Izmir karena waktu kita habis menjelajahi Ephesus.

Aku juga sepertinya tidak akan bertemu dengan teh Iis Arslankaya, salah satu gelin Indonesia yang tinggal di Izmir. Padahal kami sudah merencanakan untuk bertemu, tapi apa daya waktu tak bisa kami beli. Lain kali Inşaallah aku sempatkan berkunjung ke rumah teh Iis.  

Kembali ke rencana menjelajahi Ephesusş karena Sümeyya melihat aku sangat ingin pergi ke Ephesus, dia akhirnya mengiyakan untuk mengajakku kesana walaupun itu menjadi perjalanan pertamanya juga karena selama di Izmir dia tidak pernah sekalipun berkunjung kesana. Dia menanyakan alternatif kendaraan umum yang bisa digunakan untuk pergi kesana dan berapa biaya yang harus dikeluarkan selama disana kepada temannya. Akhirnya kita memutuskan untuk menggunakan kereta untuk pergi kesana pukul 11 siang. Dan untuk menghemat biaya maşuk, akhirnya aku mencoba meminjam “muzee kart” atau kartu museum kepada salah satu mahasiswa Indonesia yang tinggal di Izmir namanya Piping. Biaya maşuk ephesus cukup mahal, kita harus mengeluarkan biaya sekitar 30 TL (IDR 150.000) untuk sekali maşuk.

Tanpa percakapan lebih lanjut dengan Piping akhirnya aku tidur, begitupun dengan Sümeyya, aku hanya bilang pada Piping kalau aku mau meminjam kartunya besok dan kami berjanji akan bertemu disalah satu tempat. Tapi karena aku tidak punya paket internet, besoknya aku tidak menghubungi Piping lagi, aku udah pasrah kalau akhirnya harus mengeluarkan uang 30 TL untuk maşuk Ephesus.

Akhirnya kami benar-benar pergi ke Ephesus, tapi aku tetap tidak berharap banyak, kalau kami bisa mengejar kereta pukul 11, kami akan pergi tapi kalau tidak yaaa pilihannya  hanya menjelajah di sekitar pusat kota Izmir saja. Kami bangun agak telat pagi itu dan tidak se mpat sarapan, akhirnya kami hanya makan beberapa makanan penggajal perut saja. Kami maşuk metro pukul 11 kurang dan ketika akan keluar metro kami bertemu dengan Piping. Ya Allah, pertemuan yang tidak diduga, kalau Allah mau kita ketemu ya akhirnya ketemu juga, walaupun tidak ada komunikasi untuk bertemu tepat di jam itu. Kami berada di satu gerbong yang sama, akhirnya aku meminjam kartu museum   Piping dan dia menemani kami sebelum naik kereta. 


(Pertemuan dengan Piping)



Akhirnya petualangan dimulai, jika sesuai rencana kami akan tiba pukul 12 lewat di Selçuk dan jalan beberapa menit untuk sampai Ephesus. Sepanjang perjalanan berkali-kali kami dibuat takjub dengan pemandangan luar jendela kereta yang Msşaallah cantiknya. Ladang bunga cherry bloosom dan zeytin mendominasi “layar kaça” jendela kami. Sümeyya menyesal kenapa tidak dari dulu dia pergi kesini, dia butuh udara segar setelah berjibaku dengan bilangan angka di bangku kuliah teknik elektro.


(Pemandangan luar jendela kereta kami)

Setelah satu jam perjalanan kami siap untuk keluar dan ternyata kami baru menyadari bahwa kami melewatkan satu stasiun. Kami tidak turun di Selçuk, melainkan satu stasiun setelah Selçuk. Ah rasanya kesal sekali karena kami memang tidak mendengar kalau kereta berhenti di Selçuk, tapi kami tetap dapat teguran dari penjaga kereta karena dianggap tidak mendengarkan baik-baik pengumuman di kereta. Akhirnya dengan wajah dongkol kami keluar kereta dan sekali lagi aku dibuat takjub dengan pemandangan luar kereta. Pemandangan tempat kami tersesat di “somewhere someplace we don’t know”.
(Tersesat di Somewhere someplace we dont know dengan pemandangan mirip film-film dengan setting pedesaan di Eropa)


Sümeyya langsung menhampiri penjaga stasiun untuk bertanya kapan kereta selanjutnya akan datang, dan kami harus menahan ludah karena kereta selanjutnya akan tiba pukul 4 sore. Oke, aku pasrah kalau hari itu tidak Allah izinkan melihat Ephesus.
Sümeyya bersama dua orang perempuan lain ikut protes pada penjaga stasiun karena memang dua perempuan itu juga tidak mendengar kalau kereta berhenti di Selçuk. Ternyata dua perempuan itu senasib dengan kami. Alhamdulillah kami mendengar kabar kalau ada dolmus (bus mini) satu jam kemudian. Akhirnya kami menunggu di salah satu rumah makan.
Setelah satu jam akhirnya dolmus sampai juga ke tempat kami, seorang anak kecil disana bilang bahwa Selçuk dengan tempat kami tersesat bisa ditempuh dengan 30 menit berjalan kaki. Dia biasa mengantar turis ke Selçuk dengan berjalan kaki. Sudah terlanjur menunggu bis akhirnya kami memutuskan menunggu bis saja.

Perjalanan menuju Selçuk tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 10 menit akhirnya kami sampai ke terminal Selçuk. Kami berpisah dengan dua perempuan lain karena mereka mempunyai agenda travelling sendiri. Sebelum berpisah tentunya foto selfie tidak ketinggalan, untuk memori.

 (Berfoto dengan dua perempuan yang sama-sama tersesat dengan kami)

Setelah membeli tiket dolmus menuju Ephesus, kami menunggu sekitar 10 menit untuk pergi kesana. Akhirnyaaaaa, pejalanan kami bisa berlanjut juga ke Ephesus. Allah memang mengizinkan kami untuk melihat salah satu kota terkaya pada zamannya. Kota tua yang disebut dalam Bibble. Kota tua yang membuatku jatuh cinta pada Turki untuk pertama kalinya. Kota yang dulu aku lihat dalam acara travelling “Archipillago” Metro TV akhirnya bisa aku datangi. Rasanya masih seperti mimpi jika ingat sekita tahun 2008 lalu aku baru memimpikan mengunjungi kota ini.

(Kota Tua Ephesus)


Allah memang maha keren. Siapa sangka aku yang dulu hanya berucap “gue pengen ke Turki, pengen ngunjungin Ephesus” akhirnya benar-benar ada disini sekarang. Tak banyak orang yang seberuntung diriku. Kurang baik apa Allah sama aku, Allah pilih aku dari miliyaran orang yang mungkin juga bermimpi mengunjungi kota ini. Masih kagum sama cara yang Allah pilih buat bikin aku sampe di Turki.
Kota ini sangat besar. Sebuah  peradaban luar biasa terbentuk pada zaman tanpa teknologi modern. Sebuah kota yang hampir semua bangunannya dibangun dengan menggunakan marmer, jangan tanya berapa harga yang bisa didapat jika kita menjual semua marmer yang terdapat  pada kota ini. Harga fantastis yang akan membuat kita lebih dari sekedar miliyarder.
Allah benar-benar maha Cerdas. Membentuk orang-orang pada zaman itu dengan otak yang mungkin tidak dimiliki oleh orang pada masa kini. Perhitungan yang akurat membuat semua bangunan sempurna tanpa cacat. Sebuah teater akustik yang dibentuk setengah lingkaran yang membuat musik akustik terdengar sampai keatas bangunan bahkan luar bangunan, tetapi suara orang yang mengobrol ditempat duduk tidak akan sampai terdengar ke bawah. Betapa matangnnya perhitungan si pembuat bangunan tersebut.

 (Foto mama dan bapa di teater akustik Ephesus)


 Perlu waktu sekitar 2 jam lebih untuk menjelajahi seluruh Ephesus karena memang kota ini sangat besar sekali. Barkali-kali hati mengucap “subhanallah” kala melihat bangunan Ephesus. Tapi seperti yang aku sebutkan sebelumnya zaman berubah dari waktu ke waktu, kadang memang tidak semua orang suka dengan hal baik, pun hal tersebut berlaku pada Ephesus. Walaupun pada zaman tersebut semua masyarakat makmur, tapi ada masanya suatu kaum yang menggenggam masa keemasan akan tiba pada masa keterpurukan. Dan hari ini, Ephesus hanya sebuah cerita, bahwa dulu pernah ada satu kaum yang sangat kuat dan hari ini kaum tersebut hanya sebuah cerita saja.
Ephesus hancur sebagian karena gempa bumi pada tahun 614 SM dan kota ini semakin terpuruk karena pelabuhan yang memegang ratai perdangangan pada masa itu perlahan tertutup oleh endapan sungai Cayster (küçük menderes). Akhirnya kaum hebat  itupun menemui akhir peradaban hebatnya. Setiap bangunan tua disini menjadi saksi bisu betapa hebatnya peradaban yang dibentuk pada masa itu. Sebuah peradaban modern pada ribuan tahun lalu sebelum masehi.
Sümeyya tidak menemukan masjid untuk shalat ashar, akhirnya dia melakukan shalat di gereja tua di komplek kota Ephesus. Hanya dia satu-satunya pengunjung yang melakukan ritual ibadah shalat di bekas reruntuhan gereja tersebut. Gereja yang didedikasikan untuk bunda maria, terdapat tiga ruangan besar dalam gereja tersebut.
Waktu menunjukan pukul 5 sore, kami harus segera pulang karena jika tidak pergi sekarang kami bisa menginap selama sehari di Ephesus. Akhirnya kami meninggalkan Ephesus dalam kesunyian söre hari, Inşaallah suatu hari aku akan kembali kesana karena ada satu tempat yang tidak aku kunjungi, The Sven Sleepers cave. Gua yang ditempati oleh 7 pemuda dan satu anjing. Ketujuh pemuda dan satu anjing tersebut sudah dijamin maşuk syurga oleh allah, dipercaya anjing tersebut adalah satu-satunya anjing yang maşuk syurga. Cerita mengenai ketujuh pemuda dan satu anjing tersebut disebutkan dalam dua kitab suci yaitu Al-Quran dan Injil. Dalam Al-Quran diceritakan di surat Al-Kahf dari ayat 10 hingga 26. Terdapat beberapa pendapat berbeda mengenai keberadaan gua ashabul kahfi tersebut. Suamiku dan Sümeyya bilang letaknya di Mersin, Turki. Ada beberapa yang bilang letaknya di Jordania, Cina dan Ephesus. Wallahualam, aku tetap ingin mengunjungi Ephesus kembali suatu hari nanti ketika Allah mengizinkanku. Dan saat itu akan kujelajahi semua apa yang ada disekitar Ephesus.
Pukul 6 kereta menuju pusat kota Izmir akhirnya datang. Kami tidak menemukan tempat duduk dan terpaksa harus di lantai gerbong kereta. Kami duduk bersama dua turis lain. Dilihat dari wajahnya aku mengira mereka berasal dari India, tapi Sümeyya mengira mereka berasal dari Meksiko. Mereka yang kusuguhi senyum manisku ketika di stasiun kereka. Akhirnya kami bertegur sapa dan perkiraan Sümeyya hanya melesat sedikit, mereka berasal dari Equador sama-sama negara latin seperti Meksiko. Orang-orang yang baik. Namanya Maria dan Mousa, mereka melakukan travelling dari Mesir sampai Turki selama sebulan, siapa kira sekarang mereka menjadi temanku. Hal ini yang paling aku suka ketika travelling. Kita bisa ketemu banyak orang baru dengan latar belakang yang baru pula. Ah, aku sudah rindu travelling lagi. Dan masih banyak cerita travelling baru yang akan aku dapatkan di sini. Turki, negara tempat tinggalku sekarang, negara yang dulunya aku tulis di kertas mimpiku.
(Toilet umum di Ephesus yang cukup unik. Dudukannya dibuat dari marmer. Ketika musim dingin para bangsawan meminta para budak untuk duduk terlebih dahulu ketika para bangsawan ingin buang hajat, karena akan hangat setelah diduduki para budak. kotoran akan terbuang di air mengalir, didepan dudukan terdapat saluran air  mengalirtempat "cebok", orang yang duduk paling ujung akan mendapatkan bagian terkotor)


 (Bangunan Perpustakaan celcus di Ephesus. Bangunan sengaja dibuat ke arah timur agar cahaya matahari bisa masuk kedalam ruangan ketika pagi. Sekitar 12.000 gulungan kertas tersimpan disini)


(Reruntuhan Ephesus)


(Jalanan Utama Ephesus)


(Makam dengan peti marmer Ephesus)


(Tulisan zaman Ephesus yang terdapat pada gereja tua yang dipakai Sümeyya untuk Solat)


(Teater akustik kecil Ephesus)


(Teater Akustik utama Ephesus. Biasa dipai untuk pertunjukan akustik dan gladiator dari para budak)


(Didepan patung Perpustakaan Celcus)


(keindahan lantai Ephesus)


(Rumah burung di kota Selçuk. Pilar bangunan ini sepertinya sudah ada dari zaman Ephesus)


(Maria dan Mousa, traveller asal Equador)



Rabu, 25 Maret 2015

Our Story from my Point (Tulisan Suami di Tumblr)

Distance…
Long distance…
Impossible?
How can I call our story? I can find many words if I think for a while… Forget it; I just want to share some feelings. Just feelings… I’ve been thinking for a few days about what would I write. I had a desire to write, but I really don’t know what happened to me after translating and reading all of Dea’s post… You know I also just learned something about us, from that post. I don’t know what happened to my desire, but I didn’t feel like writing tonight… I won’t post it maybe, just send to her…

Has been more than one year. I saw a pair of eyes. Shining…. With a smile, as beautiful as the eyes.

I couldn’t realize the feeling at that time. I was just amazed by her eyes and smile. A brown girl. From Indonesia… Yes, it’s her… Added me on facebook, just for fun maybe. To some extent, she achieved her goal. We enjoyed a great fun together. If we forget our hard times. She knows it well, because I wrote to her before, when I declared my love. I don’t like one kind of people who add every people on facebook, just to have many friends. Add (want to be friend) but never talk. It was just nonsense for me.

Actually that year, second year of my education in Ankara was highly busy and I didn’t access to internet every time I needed, and I used facebook just rarely. One day when I wanted to check my fb account, I saw a friend request, from a foreigner girl… Who was she? I was a little bit surprised and tried to guess the reason why she added me. I saw we had two mutual friends. But I didn’t find a reason. I looked at her photos… WOw! There are many… I started to look… look… look… looked so much. Many of them were with friends. Most of them were cute girls wearing hijab. But… One smile and a pair of eyes… Yes, there was something different with them. I don’t know what but I know so well that they were different from the others, maybe just for me…

I waited for a while. Maybe she could tell the reason why she added me. Waited for about 2,5 months :) Then I started to greet… She’d written “Knows Turkish Language” in her information. So I guessed she could speak Turkish and decided to greet her in Turkish;
"-Merhaba"
"-hello Dea or what your friends call you… I just wanted to talk in order not to imprison you only to the "friends" frame and I’ll be pleased if you reply."
"-hei mustfa”
I sent a few more messages but she was busy or LAZY to answer me :)

"I understood that you’ll not answer unless I ask twice I think the Indonesian don’t like talking much"

We talked just a few more sentences… Until something happened. I really don’t know the reason, really don’t know. But I saw a dream. We were sitting on a floor with some Indonesian and Turkish boys and girls. I don’t remember the faces well. But I felt one of them was her… Dea. She called my name in my dream “-Mustafa”… But there were two Mustafa in that place. I didn’t know what it meant. I didn’t know why I saw such a dream. Really couldn’t understand the reason. And I really don’t know how I found the brave to tell this dream to her… Maybe she would think I was lying, maybe she would think I liked her… So the second one happened :)

This dream… really changed everything. Everything in my life, in her life. She started to talk more with me. Asked about my dream, what I saw? Why I dreamed about her? I didn’t reply well, because I also didn’t know the reason. I just told “subliminal”… She said the same sentence two times “Maybe you like me” and laughed… Actually I got angry at that time. "uhh… what a brave girl! we just met and started to talk, how she could say this to me?!" but I replied her kindly. I didn’t say “I don’t like you” because it would be a lie :D I just said" :) what made you laugh such way. I didn’t say I like you. And I think it would be not funny even if I had said. Would it? :) "

The turning point in my life, and in our friendship. We started to talk more and more, day by day…

Knowing her better made my feelings stronger and deeper. A cheerful girl knowing how to enjoy this life, and having a faith inside. There is a different word in Indonesian language: "kepo". The meaning is like being curious about someone and trying to know every detail. I really “kepo” about her so much. I looked every photo, try to understand every status she shared. First on facebook, then on twitter. Everything was going well, I liked her more and more as the time passed. But there was another thing that made me really fall in love with her… It was her desire to touch a flower, tulip. She was so innocent, so pure. In love with a flower, tulip. My country’s… She made me fall with her words and innocence. You may find it strange but I spent many hours searching international florists to find a tulip to send her… But I couldn’t, I just promised that I would give her one if she comes to my country.

We started to share many things… Watched same movies, listened same songs, talked about love, marriage, even polygamy. I know it was obvious from my attitude towards her that I was in love. But I was so shy to tell her. Sometimes I felt she was so close to me, and she also liked me. But if it was just a delusion? If there was someone in her heart? If If If If… There were many questions in my mind. They were hard times for me, I wanted to be sure about her, but I was so confused. We grew our friendship… And I found two counselors for me :) My dear friends Enise and Sefa :) They were my oceans to pour my heart out…

She was in love with Turkiye, I was in love with her. She had a dream, to marry a Turkish. My dream was marrying her. Six months as two close friends… All our experience was so exciting, step by step…

Every time I saw a message on my Facebook, I hoped it was her… “Dea!”. I was happy like a child when she sent sms to me. Just a selam from Indonesia :) One day I sent a message to her on fb, as usual. She said "Hey! Use whatsapp".“Whatsapp??” what was it??  She wanted me to greet her saying “whats up?”… I was confused.

"Ok. Whats up?"…
"Use whats up Mustafa…"
"Ok whats up then?"
"We can connected :) "

I really didn’t understand anything. I made a search… Omg :D It was a chatting software working on smart phones. But I didn’t have a smart phone :/ So…? I was dying to talk with her every time… So I had to buy a smart phone! I decided.

"Ok wait. I will buy a new phone and use in a few days"

She was shocked to hear this and asked "Just for me or your wish?"
I can swear that it was just for her. But I said "Both" :)
"Oh my god :o" she just said…
I bought a smart phone. Samsung. Looking like hers :) We started to chat on whatsapp… She said “use Line”… “So?”, “We can talk” … Ok. I downloaded and started to use. One morning, she called me via Line. Oh Allah! I was so excited! I just woke up! My voice was so really bad! I didn’t up her call… She called again and again. I up :) But we couldn’t hear each other… There was something wrong. We tried another time, failed again… But there was another feature of this software :) Sending voice message. I sent my voice to her. She replied… I cannot explain my feelings. Really exciting, beyond limits. My hands were shaking, my heart was about to go out of my chest! Oh Allah… I felt that she was also excited! You can’t guess my feelings when she recorded a video for me, nor I can explain…

All was well. We were sharing many things. We were three close and good friends now. She, I and Sümeyya :) Her little cookie :) So my oceans? What was their opinion? They forced me so much, encouraged. But I was so afraid. If I was wrong? If I was just a normal friend for her? "Who can share such things with a normal friend!" said one of my oceans :) But I was still confused. Because everything was not good actually. What was the problem? Other men… And an ex… Just a tweet, and a man who wrote a poem for her. “Ok I failed! There is another in her heart!”. My oceans… Where were they? What happened to their advices? All didn’t work. I lost. So I got a helping hand. It was my ocean again. “Ok! You go on not talking with her… So another man can win!”. Oh Allah… What could I do if such a thing would happen? Just because I’m a coward! But I was still confused…

My feelings got bigger and bigger inside. A burden on my shoulders… I couldn’t feel the strength to hold this anymore. I remembered a conversation between us. A sweet conversation that made my heart ready to fly…

"boys must be brave enough"
"woman must be strong to wait"
"are u strong enough?"
"insyaAllooh"

She was strong. But was I brave enough? Yes I was… I decided to tell… Tell everything, tell I love her, I wanna marry her… Now the question was “when?” and “how?”… I had to choose the best time and way. It was so near to her birthday. Yes! I found the time! Her birthday… I decided to tell, although my dear friend Sümeyya drew a desperate picture for me, about this :P :) And although she found a Turkmen studying in her campus, just for fun but making me confused… I met that man later in Indonesia. Really nice man sharing the same world-view with me…

A few days before her birthday. I asked help from my dearest friend, Birol :) He accepted. We would meet and do something for me, maybe a video, maybe another thing. I searched for a bouquet of tulips in Ankara. But it was not tulip season. So I bought roses, different colors… I looked so strange with a bouquet of roses in Kızılay, walking alone… I went to Birol’s house. It was an awkward scene :D His friend opened the door, saw me with flowers and a pepee doll :D was really funny :D we spent some time… Ok! It was time to write something. I took a paper and a pen, went to another room. Just wrote what I was feeling… From the beginning. So simple but they were all what I felt. Ok. Just this…

The most exciting times of my life. Waiting for her birthday to come. Yes, it came finally. But I couldn’t find a time to write my letter in a better form. There were just a few minutes for her birthday to end. I wrote, and sent to her. She was sleeping and I was busy. I came home late, thinking about her answer… I was so ready for a “no” but hoping for a “yes”. Just a “yes” would make me the happiest man ever.

The time came… She woke up. Read my letter. “So brave this time”… Yes! I was brave, I found the courage to tell everything. She just said “I accept your feelings to me”… So?? What does it mean?? Oh Allah! Did she say “yes” to me? Yeah, I can say it was “yes”… She was just afraid about our distance. She was right. It was impossible for her to wait for me forever…

So what would I do? I never planned this before. I never thought what would happen if she say “yes” to me. I really didn’t know what to do. We just went on talking, trying to know us better.

But… Those sweet times, the happiest times of my life got bitter. There was a sentence she repeated every day. "Don’t hope too much". How? How could I do this? We were so far. She was afraid of a new scar from another man. she didn’t want to hope so much in order not to be sad at the end. And one day, another man came out. Maybe in love with her. He wanted to spend time with her. She asked me permission. I gave some advice. Just this. she did another way. She said “yes” to me, but it was not like we were in relationship, not like I dreamed before. Sabar… The only thing that showed us these is my sabar (patience) at that time. I don’t know how I found that strength to be patient like that. I shared my feeling with a friend, Sümeyya, her cookie, my friend. “I think it will not last for so long”. “There is nothing to do then…” she said. She had to give a decision. A man from a country, far away… And another, so close to her, and serious.

But some things started to change… Maybe I prayed so much. Allah gave her love to me. She changed. Really changed. I was about to cry in front of my friends during a class, when she said "I love you" to me for the first time… In an unexpected time. All was becoming better. My patience gave its fruits. And the climax. Our first skype call. I was travelling, waiting for a bus. I went into a restaurant, ordered some food and opened my laptop, to see her. For the first time. It was a dream night. We were so shy. Smiling to each other. Everything was so nice… so sweet. We closed the skype, but opened a new page in our life. She cried, I don’t know why. She cried for me. We cried, in another time, together… I was on the bus, a stranger beside me, my hands full of tissue… We cried so long, looking at each other. We cried many times. We had many memories, although just on skype… Although we just lived all in a screen.

As our love grew, either the challenges along with it. We had bigger problems now. Families, flight, money, marriage… Both the families were reluctant at first. So what could help us again? Patience… Patience helped us again, to struggle against all problems. I collected money, she convinced her family, step by step. Many people didn’t believe us. Didn’t believe we will meet one day. Some didn’t want us to be together. But we were determined. We had already built our future. Gave the names of our children. We both knew that we would kill this distance, we just tried to keep calm.

The time came. All arrangements were done. Passport, ticket, money and support of some friends, families. Gifts for my second family, and some money to buy two rings that will show we belong to each other, we promised to each other. We call it “söz” in Turkish language. When a man proposes to the family of a woman, if they accept him, they give promise to each other, and wear a ring to show that.

I was so excited the night before my flight. I booked my ticket from Düzce to İstanbul for an early time. I couldn’t sleep that night. The last sahur night of Ramadan. I don’t remember how many times I jumped out of my bed. I cried listening a song. “Hasret”. It’s a special word for our people. That’s the feeling when you miss someone, someone far from you. Someone who you love. Would this “hasret” end? Would we meet just a few hours later? I didn’t sleep, nor did she. I took my bus to Istanbul. I arrived so early, waited many hours, and completed all the process. I was on plane. For the first time, for a long journey. For her…

I got a new friend on the plane, a nice man whose name is Ömer. He just married with a Malaysian woman. We were about to arrive at KL. Kuala Lumpur. Now I was closer to her. I remember the words of two of my friends. "Go once. You will understand me…" "How would you pay the cost of returning?". My new friend would say something similar. The hardship of a long distance relationship. Now it was the time to fly to Jakarta. Just 2 hours to see her…

We landed. A different place, full of green. I felt the moisture and hot weather when I got out of the plane. Passed the controls, took my visa from a rude policeman. Everything was done. A boy came near to me, when I was looking for my baggage. He was so happy to catch me, and looked at his friends like saying “I found one bule!” to them. Bule is the name Indonesian people say for foreigners, especially who have a white skin. Ok, I let him help me. we took my bag. Passed another control. I tried to give his money and send him. But he insisted on accompanying me. Tried to say something, but his English was so bad that I didn’t understand anything. I was so confused at that time. I gave some money to the boy, but he wanted more. “Ok” I said. I gave more. He was still bringing me somewhere… I was looking for her. A green dress and a cream color hijab. I didn’t see. I became more concerned, until suddenly I saw her in front of me.


She had a long green dress, with a cream colored hijab. As she told me before. That was a strange time. I couldn’t feel anything, or didn’t understand that feeling, was unique. She was not short as I thought, her skin was really brown. We couldn’t talk. Just some strange sounds…

"Heiiii"      
"Aaaaa"
So awkward…
We walked towards the car, her aunty and uncle greeted me. We sat together on the back side. She gave me some coffee. Cold… She knows that hot coffee makes me sick. We talked until we arrive home. It was like a dream. So strange. we were sitting beside each other. There was no screen. No skype. No computer…

So, that was the beginning of 10-dream-days… I found my Aisyah, he found her Fahri. Just like in our favorite movie… We lived many things in those 10 days. But it will take much time again to write, maybe another time…

She is climbing the highest mountain in Java now,
Semangat sayang :) Aku sayang kamu Audia…

Dıposkan di web mylongdistancestory.tumblr.com tahun 2013..
dıtulıs oleh Mustafa Kurşun




Dia-

Aku pengen nulis pake bahasa Inggris sebenarnya, tapi aku urungkan. Mending nulis pake bahasa Indonesia aja deh, atau engga dicampur-campur gitu, biar dia belajar bahasa juga :P
Sure he will understand me, what I write, what I feel..understand so well, although we talk with different language :)
Dia? Dia yang selama disini aku panggil AA *panggilan kaka pria untuk orang-orang Sunda*..hehee, awalnya Cuma teman biasa buat aku..aku bahkan gapernah kepikiran sama sekali buat bisa deket sama dia, walaupun aku tau sebenernya dia naksir aku (sumpah ini PD banget :P)
Bule cerewet yang suka message di Fb, suka tanya hal-hal yang gapenting, dan yang paling parah..dia terlalu bodoh untuk mencintai wanita gila seperti aku..
Entah berkah atau bencana dia mencintai aku, tapi yang jelas aku sendiri merasa nyaman ketika menjalin hubungan dengan dia. dia selalu mengejutkan aku dengan hal-hal gila yang romantis..bahkan hal ini dimulai ketika kami belum ada dalam satu hubungan..dia sudah romantis :P
Dia selalu bilang kalo dia itu “simple man”, tapi mana ada cowo simple yang bela-belain datang ke suatu Negara Cuma buat ngelamar??? Yaaa, kalo dipikir-pikir kan mending cari yang deket aja kali yah..berat di ongkos kan? Satu kali perjalanan bisa nguras uang jajan selama beberapa bulan :O
Pria pencemburu tingkat Dewa :P but, its normal for Turkish :D selalu kasih advice ini dan itu kalo aku mau lakuin sesuatu. Selalu khawatir kalo aku pergi sama laki-laki lain walaupun mereka Cuma teman, but he always said “he still a man sayang” :)
Yaaaa, sure I agree with his words..soalnya aku juga suka cemburu kalo dia chat sama cewe lain..ya walaupun dia bilang Cuma temen biasa..tapi tetep kan cewe (-_-)!
Cowo penyayang yang gabisa marah sama orang, bahkan sama aku yang sering banget berubah mood. Kadang kalo lagi kesel sama orang atau keadaan, aku suka banget ikut kesel sama dia..tapi dia sabarrrrr banget ngadepin “angry bird” yang satu ini..Super sekali :)
Walaupun ada orang yang cukup annoying buat dia, dia gapernah bisa marah..selalu bales chat setiap orang dengan senyum, selalu menanggapi curhatan seseorang dengan kalimat-kalimat sopan.
Pria hebat yang dengan berani datang ke Indonesia, di hari raya pula. Tujuannya Cuma satu, izin ke orang tua soal aku. Bicara serius sama beberapa tetua keluarga perihal tujuan masa depan yang sebelumnya sudah dirancang. Padahal beberapa hari sebelumnya dia bilang dia takut bicara sama bapa, gimana kalau begini, gimana kalau begitu…aaaaaa, but he can do it!! :)))))) I know he can, I know him so well :”)
Setiap orang yang deket dia pasti ngerasa nyaman, karena dia emang orangnya lovable. Anak-anak kecil pasti suka dia..aku juga kalo jadi anak kecil bakal jatuh cinta berat sama aa bule yang satu ini.
Dia selalu bisa bikin aku nagis terharu, terakhir dia lakuin itu dipostingan terakhirnya, iiiiiiiiiiiiii dia mah..waktu aku baca itu aku baru aja turun gunung dan nangis diem-diem karena malu diliat temen-temen..
Ngerasa bersyukur banget sama Allaah karena udah kasih dia kesabaran buat aku, kalo aja dia gak sabar sedikit..mungkin gak ada cerita soal aku ama dia sekarang :”)
Cowo ndut yang suka godain pake bahasa Turki pas masih disini..tapi sure, aku suka banget pas dia gombalin aku pake bahasa Turki..walaupun aku gak faham sama sekali apa yang dia bicarain.. aku udah bilang kan aku bingung kalo harus jelasin dia kaya apa? Beneran bingung :’) cause Cuma aku yang bisa rasain..
Dia yang waktu datang kesini suka banget nyanyiin lagu malaysianya Upin Ipin (salah gaul), lagunya begini “suasana hari raya..” (ampe gue apal nadanya). Dan suka banget makan nasi padang (kalo makan sama dia, dia pasti nambah nasi beberapa kali dan gak lupa cobain lauk ini itu, maklum gendut yah). Yang gasuka banget sama masakan Jepang, Cina dan Korea (karena satu masalah “dia gak bisa makan pake sumpit”).
Dia..dia..diaaaa…dia yang selama ini bikin aku ngerasa jadi cewe paling beruntung di dunia ini. Dia yang bikin aku selalu ngerasa special. Dia yang gapernah bahas soal fisik aku, dia yang mencintai aku apa adanya. Tanpa dikte ini itu, tanpa menuntut ini itu..
Ya dia, lelakiku..
Seni cok seviyorum Mustafa Kursun..
:”)

dıposkan di web mylongdistancestory.tumblr.com tahun 2013


Jadi kejadian ini terjadi pas kita mau rayain anniv kita, kita sih sebenernya udah ngerancang acaranya seromantis mungkin..tapi yaaaa apa daya, kita ada kesalahan teknis pemirsah..
begini ceritanyah..
aku sama dia udah cakep bener hari itu, udah touch up buat foto studio segala..hehehe..dia pake batik mega mendung warna biru dongker dan aku pake baju pardusa biru dogker juga..udah berasa penganten baru aja kita..
dia juga sempet beliin aku beberapa tangkai bunga mawar, ah..bunganya bagus :D
tibalah saat kita makan malem, bahasa bulenya sih “Dinner”..
kita sengaja buat  gak makan ini itu, perut masing-masing kita persiapkan buat dinner kita..si aa yang biasanya makan juga jadi ditahan-tahan buat gak makan :p
kita muter-muter Ciwalk buat cari tempat makan, dan ternyata beberapa udah penuh..ufff..makan dimana nih kita..???
tadinya mau makan di tempat dia makan kemaren malem sama temennya, tapi tempatnya juga penuh..terus mau makan di depan ciwalk..tempatnya sih sepi, tapi si aa gak suka suasananya..noisy ceunah..gak romantis :p
yaudah, kita muter lagi..sampe akhirnya kita masuk ke salah satu restaurant jepang..
sumpah itu kita lagi laper tingkat dewa banget..pengennya sih makanannya cepet saji..tapi ternyataaaaaaaaa…
emang kadang restaurant jepang itu suka agak “ngelunjak” yah, kita beli makanan mahal disitu, tapi kita mesti masak sendiri juga..hadeuh mbakbrow masbrow..
pas pertama kali masuk si aa tanya sama aku yang udah bawa-bawa nampan makan..
"for what?"
"we cooking our food sayang"
"we???"
"iya.."
"ahhh, i dont like it.." (sambil pasang muka bete)
*dan aku ama dia udah terlanjur masuk ke restaurant itu, udah dibookiingin tempat ama mbak-mbaknya..gaenak dong ngeloyor pergi..ditambah kita udah bawa nampan..yasudah, kita coba sensasinya..
di depan kita ada pasangan internasional juga,mereka sih udah nikah kayanya..soalnya mereka bawa “buntut” hehee :D
si cewenya bule, si cowo kayanya orang Indonesia dengan gaya mbah surip (regae regae gimana gitu), anaknya kebanyakan dapet sumbangan sana sini dari ibunya..bule dan ganteng, sayang masih kecil hehehe :3
mereka berdua sih kayanya udah sering makan masakan jepang, aku ngerasanya sih begitu..gak bingung ambil makanan ini itu, beda ama aku sama si aa yang bingung mau ambil apa? -_-..si emak nanya ke anaknya dengan nada cempreng kaya orang thailand kalo lagi ngomong..aku ama si aa cuma liatin aja..
aku ama si aa asli bingung mau ambil apa aja..jadinya cuma ambil daging ayam, sapi, sejenis siomay dll (amatir banget) gatau nama-namanya…asal ambil weh..
udah gitu kita rampokin semua sambel yang ada di restaurant..kita bawa semua ke meja makan kita..gatau rasanya begimana itu..
sesampainya di tempat makan kita..aku syok dong..
ternyata kita diapit oleh dua tempat makan..yang dua-duanya udah diisi..ngekkk ah..
ampun ampun..
di meja makan udah tersedia panggangan, sumpit, sendok, garpu, panci berisi kuah apakali..tapi yang jelas kuahnya enak :3
kita udah siapin segala alat perang kita buat masak..si aa masih diem aja..aku udah mulai manggang daging buat kita makan…kaga taudeh itu dagingnya mateng atau malah kegosongan..si aa makan aja..
eh, lagi gitu teh sendok si aa pake acara jatoh segala..semua mata tertuju pada kami..kita natap mereka dengan pandangan “apa lo liat-liat”..
akhirnya aku kasih sendok punya aku buat dipake makan sama si aa..watir kalo si aa harus makan pake tangan..di restaurant Jepang kan gak ada kobokan (-_-)
kita heboh banget pas masak..si aa yang udah kelaperan akhirnya inisiatif ambil daging sapi yang masih mentah dan masukin semuanya ke panggangan pake tangan (karena dia gabisa pake sumpit)..lagi-lagi orang-orang di meja kanan kiri kita natep penuh keanehan..
mungkin mereka pikir semua bule itu pinter dalem segala hal..termasuk pake sumpit..tapi kan aa aku beda mas mbak -_- dia gabisa sama sekali..
liat si aa makan dengan penuh keribetan sana-sini bikin aku ketawa-ketawa liatin dia..makan dengan penuh kesadisan..seenggaknya ada yang bikin kita senyum-senyum di rumah makan itu..lucu aja liat bule makan di restaurant Jepang dengan muka bete :p
Terarkhir kali aku dapet info kalo Turkish biasanya emang gak suka makan di Restaurant Jepang, Korea atau Cina *yah telat banget taunya
jadi lain kali buat yang cowo Turkishnya mau dateng ke Indonesia..ajak ke rumah makan yang normal aja..kayak Kfc, Mcd, Pizza Hut, rumah makan Padang atau Turkish Restaurant..
Si aa curhat ke aku, pas udah makan disana..
Aku sebenernya mau bilang sama orang-orang yang liatin aneh ke arah kita pas aku masukin semua daging ke panggangan pake tangan “what are you looking? are you learn how to cook like that from your mom stomach??? it’s ok if i couldn’t cooking like that cause it is my first time for me to cooking like that..” 
translete :"apa lo liat-liat?? emang lu pada semua belajar masak beginian dari perut emak lo??? wajar aja kalo gue kaga bisa masak beginian..ini pertama kalinya buat gue kali.." 
dari situ kita kapok buat makan di restaurant jepang lagi, dia bilang lain kali kita makan di rumah makan padang aja yah beb..
ini muka-muka kita yang “dipaksa bahagia” pas makan di restaurant nista itu (-_-)!
*moral valuenya: gak semua bule itu bisa makan pake sumpit yah (-_-)!
 (dıposkan dı web mylongdistancestory.com 7 September tahun 2013)