Aku dan separuh agamaku

Aku dan separuh agamaku

Kamis, 19 Maret 2015

Kocamın Ailesi (Keluarga Suamiku)

Kocamın Ailesi (Keluarga Suamiku)

5 bulan sudah aku tinggal di negara ini. Rasanya waktu berjalan terlalu cepat. Akad baru saja diucapkan suami dengan lantang bulan Oktober tahun 2014 kemarin. Nyatanya sekarang sudah bulan kelima pernikahan kami, 5 bulan yang sangat berwarna.
Mengunjungi kampung suami merupakan salah satu aktifitas wajibku selama di Turki. Aku ingat betul bagaimana “bingungnya” aku  ketika pertama kali datang ke Düzce untuk perkenalan Gelin* di keluarga suami. Hampir 95% keluarga suami tidak bisa berbahasa Inggris. Alhasil aku harus bisa bertahan diantara keluarga baruku yang aku sendiri tak faham bahasanya.

Awalnya aku tak bisa mengerti apa yang Anne* atau Baba* katakan dan jelaskan padaku. Aku hanya mengangguk-anggukan kepala, seperti mengerti padahal tidak sama sekali. Pun itu aku lakukan ketika aku berbincang dengan kerabat suami. Waktu itu memang terbilang sulit untuk aku faham, suami tidak ada di Düzce selama seminngu karena ada urusan pekerjaan di Ankara, maklum saja karena dia sudah cuti selama satu bulan untuk pernikahan di Indonesian. Jadi aku tidak punya penerjemah “tersumpah” disampingku. Anne memintaku tinggal di Düzce karena waktu pernikahan disini sudah sangat dekat.

Sebenarnya adik ipar laki-lakiku fasih berbahasa Inggris, hanya saja karena sifatnya yang pendiam dan tertutup jadi dia tidak banyak bicara. Adik iparku hanya mau bicara kalau aku yang bertanya. Percaya atau tidak dia tidak pernah memulai bicara denganku, pun menyebutkan namaku, bahkan mengucapkan “selamat datang” dan menjabat tanganku ketika pernikahan kami berlangsung saja tidak hehehe. Orangnya sangat-sangat tertutup, tapi sangat baik jika kita coba mendekatinya. Saat itu harapanku tertumpu pada adik ipar perempuanku, Ayşegül. Walaupun bahasa Inggrisnya tidak sebaik suami, tapi aku bisa faham apa yang dia maksud.

Entah kenapa, aku merasa senang sekali dengan kunjungan kali ini. Suami pergi dinas selama 4 hari ke kirgzystan, sebenarnya aku punya rencana pergi ke Izmir mengunjungi salah satu sahabat pertama Turkiku, hanya saja jenjang kepergianku ke izmir cukup jauh. Karena suami khawatir, maka suami memintaku menetap di rumah mertua sementara sebelum akhirnya aku pergi ke Izmir. Ayşegül sedang tidak ada di Düzce, jadi sudah dapat dipastikan hanya ada aku, anne, babam dan Cavit adik iparku.
Bahasa Turkiku sudah cukup baik, aku sudah bisa mengobrol dengan mertua dengan layak. Mungkin itu menjadi salah satu faktör aku menikmati kunjunganku kali ini. Hari-hari aku habiskan dengan belajar masak bersama anne. Untuk koki masakan Turki, anne memang jagonya untukku.
Banyak yang kami bicarakan. Dimullai dari keluarga, teman-teman baruku bahkan sampai sinetron di televisi. Rasanya senang sekali mengingat beberapa bulan lalu kami banyak menghabiskan waktu dengan berdiam diri. Terima kasih emak sri ataş kesediannya mengajar bahasa Turki hehehe.
Anneku sangat baik sekali, tidak pernah menyuruhku melakukan sesuatu. Nada bicaranya sangat halus, percis seperti suamiku ketika berbicara denganku. Dulu, sebelum menikah aku sempat ditakut-takuti mendapatkan mertua yang buruk. Di Turki (kantanya) mertua banyak yang jahat pada menantunya. Alhamdulillah anneku baik sekali, bahkan menganggapku seperti anaknya sendiri.

Baba selalu membuat lelucon denganku, semua keluargaku merasa aneh karena baba sama sekali tidak pernah berbicara kasar padaku. Aku dengar baba orang yang cukup galak  hehehe, aku bisa lihat ketika baba berbicara dengan anne, nada bicaranya tinggi. tapi padaku, baba selalu berbicara dengan nada bercanda. Sesekali menengoku di kamar ketika aku sedang mengetik sesuatu di laptop dan memainkan alis. Yup, memainkan alis naik turun adalah mainnan favoritku bersama baba hehhe.
Aku juga sudah bisa “memaksa” adik iparku menjadi penerjemah di rumah. Hari ini ada nomer Turki meneleponku, dan ketika aku telepon ulang, ternyata itu bersal dari nomer telepon agen perjalanan yang aku pakai untuk pergi ke izmir. Aku ıngin baba meneleşpon nomer tersebut karena aku takut ada masalah dengan tiketku. Sulit sekali menjelaskan dengan bahasa turki kepada beliau. Akhirnya aku pergi menemui adik ipar dan meminta bantuannya. Alhamdulıllah dia mau menjadi penerjemah dan ternyata nomer tersebut hanya ingin mendengar masukanku terhadap agennya zzzz.  

Kemarin anne memelukku katika aku mengeja  sebuah judul sinetron. Kocamın Ailesı, artinya keluarga suamiku. Anne sangat senang karena aku perlahan-lahan bisa berbahasa Turki. Aku merasa lebih betah tinggal di Turki sekarang, karena Turki sudah seperti rumahku sendiri. Banyak orang baik yang datang dalam kehidupanku disini. Hal tersebut membuatku semakin bersyukur dipercayai Allah menjadi pemilik satu tulang rusuk suamiku. Karena suamiku adalah orang baik yang dilahirkan dari keluarga yang baik J

*Gelin= Panggilan menantu perempuan di Turki
*Anne= Ibu
*Baba= Bapa



Audia Kuşun. 



2 komentar:

  1. Bakal rajing nongkrong di mareee ehem

    BalasHapus
  2. umiicım....mau ngefollow tapı gabısa..aku baru ubek" blog..kmrn maınnya tumblr :D
    mau dong follow umı :D

    BalasHapus