Aku dan separuh agamaku

Aku dan separuh agamaku

Rabu, 25 Maret 2015

Sümeya, ini cerita pertemuan kami..

Aku meninggalkan Düzce pukul sebelas siang dengan diantar anne. Aku tahu anne keberatan melepaskan menantu yabancı*nya pergi ke luar kota. Apalagi ke Izmir yang terkenal dengan kesekulerannya. Perjalanan menuju Izmir cukup membuat lelah, sekitar 10 jam aku melakukan perjalanan dengan menggunakan bus. Tapi tak ada yang buruk selama perjalanan, hanya sekali aku melihat kecelakaan bus percis disamping busku. Lebih dari itu, suguhan perjalanan menuju Izmir tidak buruk. Sepanjang perjalanan warna hijau mendominasi, bersih dan terlihat sejuk.

Kebiasaan buruk selama perjalanan jauh adalah “kebelet pipiis”. Aku menahan cukup lama karena takut ditinggal ketika sedang melakukan ritual suci di kamar maandi hehe. Akhırnya dengan modal bahasa Turkı pas-pasan aku ngobrol sama perempuan dısampıngku..namanya busra. Aku bılang aku kebelet pipis dan akhırnya dıa minta ke abang konektur buat berenti di suatu tempat. Aku bılang “Tuvalete gitmek istiyorum”* akhırnya bısa juga berehenti disalah satu pengisian bensin. Bus berehentı demi satu orang asıng yang kebelet kencing, amazing :D.

(Foto bersama Busra, gadis manis penyelamatku dari belenggu kepengen pıpıs :D)

Waktu menunjukan pukul 9 malam, akhırnya aku sampaı dı terminal bus Izmir. Aku menelepon Sümeyya dan mengabarkan aku sudah sampaı. Rasanya masih tidak percaya, gadis yang menjadi teman mayaku selama hampir 4 tahun lebih akhirnya akan aku temuı sebentar lagi. Hanya tinggal hitungan beberapa menit. Dari jauh aku lihat gadis berkacamata berlari kencang ke arahku dan memelukku dengan erat. Ya Allah itu Sümeyya, selama 4 tahun lebih kami tak pernah bertatap muka secara langsung, rasanya masih mimpi dia ada dihadapanku. Menggunakan kerudung hijau, badannya lebih besar daripada aku, tipikal perempuan Ottoman, tapi wajahnya setengah Pakistan :p.

Perempuan penggila Pakistan itu benar-benar sudah berdiri dihadapankku. Berkali-kali pelukannya mendarat ditubuhku dan membuatku kesulitan bernafas. Itu memang sudah menjadi rencana Sümeyya jika bertemu dengaku, memelukku sampai aku kesulitan bernafas. Allah benar-benar membuatku kembali skakmat. Dia yang membuat rencana kehidupanku sedemikian rupa sehingga aku menemui beberapa keluarga baru di perantauan. Allah yang akhirnya ikut campur dengan mimpi yang aku tulis beberapa tahun lalu. Ya Allah, tuhanku.

Selepas aku pergi ke Ankara, aku menelepon Sümeyya. Aku menangıs karena aku rindu dia. Mungkın bısa dıbılang dıa hanya orang asıng, tapi bagıku dia seperti keluarga. Keluarga yang memelukku dari jauh, keluarga yang mungkın sulıt aku dapatkan dı negara ını. Karena menemukan keluarga tidak melulu harus dengan ıkatan darah. Keluarga bısa dıtemukan dengan pertengkaran yang dılakukan beberapa kalı, keluarga bısa dıtemukan dengan pelukan jauh yang dıkırın setıap bertatap muka secara tak langsung. Keluarga hanya bısa dıtemukan dengan cinta.



Ankara 23 Maret 2015

"Maka nikmat Tuhanmu manalagikah yang kau dustakan?"
(QS. Ar-Rahman)

2 komentar:

  1. deaaa hebat euy. udah berani pergi pergi sendiri disana. hehehe

    BalasHapus
  2. 4 tahun bersahabat lewat dunia maya, subhanallah.

    BalasHapus