Kocamın Ailesi (Keluarga Suamiku)
5
bulan sudah aku tinggal di negara ini. Rasanya waktu berjalan terlalu cepat. Akad
baru saja diucapkan suami dengan lantang bulan Oktober tahun 2014 kemarin. Nyatanya
sekarang sudah bulan kelima pernikahan kami, 5 bulan yang sangat berwarna.
Mengunjungi
kampung suami merupakan salah satu aktifitas wajibku selama di Turki. Aku ingat
betul bagaimana “bingungnya” aku ketika
pertama kali datang ke Düzce untuk perkenalan Gelin* di keluarga suami. Hampir 95%
keluarga suami tidak bisa berbahasa Inggris. Alhasil aku harus bisa bertahan
diantara keluarga baruku yang aku sendiri tak faham bahasanya.
Awalnya
aku tak bisa mengerti apa yang Anne* atau Baba* katakan dan jelaskan padaku. Aku
hanya mengangguk-anggukan kepala, seperti mengerti padahal tidak sama sekali. Pun
itu aku lakukan ketika aku berbincang dengan kerabat suami. Waktu itu memang
terbilang sulit untuk aku faham, suami tidak ada di Düzce selama seminngu
karena ada urusan pekerjaan di Ankara, maklum saja karena dia sudah cuti selama
satu bulan untuk pernikahan di Indonesian. Jadi aku tidak punya penerjemah “tersumpah”
disampingku. Anne memintaku tinggal di Düzce karena waktu pernikahan disini
sudah sangat dekat.
Sebenarnya adik ipar laki-lakiku fasih
berbahasa Inggris, hanya saja karena sifatnya yang pendiam dan tertutup jadi
dia tidak banyak bicara. Adik iparku hanya mau bicara kalau aku yang bertanya. Percaya
atau tidak dia tidak pernah memulai bicara denganku, pun menyebutkan namaku,
bahkan mengucapkan “selamat datang” dan menjabat tanganku ketika pernikahan
kami berlangsung saja tidak hehehe. Orangnya sangat-sangat tertutup, tapi
sangat baik jika kita coba mendekatinya. Saat itu harapanku tertumpu pada adik
ipar perempuanku, Ayşegül. Walaupun bahasa Inggrisnya tidak sebaik suami, tapi
aku bisa faham apa yang dia maksud.
Entah
kenapa, aku merasa senang sekali dengan kunjungan kali ini. Suami pergi dinas
selama 4 hari ke kirgzystan, sebenarnya aku punya rencana pergi ke Izmir
mengunjungi salah satu sahabat pertama Turkiku, hanya saja jenjang kepergianku
ke izmir cukup jauh. Karena suami khawatir, maka suami memintaku menetap di
rumah mertua sementara sebelum akhirnya aku pergi ke Izmir. Ayşegül sedang
tidak ada di Düzce, jadi sudah dapat dipastikan hanya ada aku, anne, babam dan
Cavit adik iparku.
Bahasa
Turkiku sudah cukup baik, aku sudah bisa mengobrol dengan mertua dengan layak. Mungkin
itu menjadi salah satu faktör aku menikmati kunjunganku kali ini. Hari-hari aku
habiskan dengan belajar masak bersama anne. Untuk koki masakan Turki, anne
memang jagonya untukku.
Banyak
yang kami bicarakan. Dimullai dari keluarga, teman-teman baruku bahkan sampai
sinetron di televisi. Rasanya senang sekali mengingat beberapa bulan lalu kami
banyak menghabiskan waktu dengan berdiam diri. Terima kasih emak sri ataş kesediannya
mengajar bahasa Turki hehehe.
Anneku
sangat baik sekali, tidak pernah menyuruhku melakukan sesuatu. Nada bicaranya
sangat halus, percis seperti suamiku ketika berbicara denganku. Dulu, sebelum
menikah aku sempat ditakut-takuti mendapatkan mertua yang buruk. Di Turki
(kantanya) mertua banyak yang jahat pada menantunya. Alhamdulillah anneku baik
sekali, bahkan menganggapku seperti anaknya sendiri.
Baba
selalu membuat lelucon denganku, semua keluargaku merasa aneh karena baba sama
sekali tidak pernah berbicara kasar padaku. Aku dengar baba orang yang cukup
galak hehehe, aku bisa lihat ketika baba
berbicara dengan anne, nada bicaranya tinggi. tapi padaku, baba selalu
berbicara dengan nada bercanda. Sesekali menengoku di kamar ketika aku sedang
mengetik sesuatu di laptop dan memainkan alis. Yup, memainkan alis naik turun
adalah mainnan favoritku bersama baba hehhe.
Aku juga
sudah bisa “memaksa” adik iparku menjadi penerjemah di rumah. Hari ini ada
nomer Turki meneleponku, dan ketika aku telepon ulang, ternyata itu bersal dari
nomer telepon agen perjalanan yang aku pakai untuk pergi ke izmir. Aku ıngin
baba meneleşpon nomer tersebut karena aku takut ada masalah dengan tiketku. Sulit
sekali menjelaskan dengan bahasa turki kepada beliau. Akhirnya aku pergi
menemui adik ipar dan meminta bantuannya. Alhamdulıllah dia mau menjadi
penerjemah dan ternyata nomer tersebut hanya ingin mendengar masukanku terhadap
agennya zzzz.
Kemarin
anne memelukku katika aku mengeja sebuah
judul sinetron. Kocamın Ailesı, artinya keluarga suamiku. Anne sangat senang
karena aku perlahan-lahan bisa berbahasa Turki. Aku merasa lebih betah tinggal
di Turki sekarang, karena Turki sudah seperti rumahku sendiri. Banyak orang
baik yang datang dalam kehidupanku disini. Hal tersebut membuatku semakin
bersyukur dipercayai Allah menjadi pemilik satu tulang rusuk suamiku. Karena suamiku
adalah orang baik yang dilahirkan dari keluarga yang baik J
*Gelin=
Panggilan menantu perempuan di Turki
*Anne=
Ibu
*Baba=
Bapa
Audia
Kuşun.
Bakal rajing nongkrong di mareee ehem
BalasHapusumiicım....mau ngefollow tapı gabısa..aku baru ubek" blog..kmrn maınnya tumblr :D
BalasHapusmau dong follow umı :D