Jujur aja, dulu juga saya ngerasa gelap gulita tentang karakter cowok
Turki. Pas zaman pacaran, gak banyak cewek Indonesia yang saya tahu sedang
pacaran/ menikah dengan orang Indonesia. Sempat ngerasa kalau emang gak banyak
juga kali ya waktu itu. Saya juga gak berusaha nyari tahu banyak sih, kayak
yaudahlah ya dijalanin aja. Soal karakter tiap orang ya saya fikir berbeda. Gak
bisa disamain.
Jadi, pas zaman pacaran itu ya saya juga sering curhat-curhatan juga
sama beberapa pelaku LDR Indo-Turki. Kadang, mereka suka cerita kalau cowoknya
begini dan begitu. Gak jarang juga sampe putus nyambung. Kalau begitu, mau gak
mau ya saya bandingin sama Mustafa kan.
“Kok Mustafa gak begitu ya? Kita
jarang marahan waktu pacaran. Putus nyambung gak pernah. Kalau berantem juga
yang sering minta maaf ya Mustafa HAHA.”
Mereka sering ngeluh sama karakter cowoknya yang keras kepala,
pencemburu, posesif, egois, dan pemarah. Eh tapi ya Mustafa juga begitu kok,
kadang ya cemburuan juga, tapi ya yang engga lebay gitu. Gak sampe ngelarang
saya buat putus hubungan pertemanan sama temen cowok saya. Karena dia juga
tahu, dia datang jauh setelah saya kenal dengan temen-temen cowok saya. Hal tersebut
masuknya ke ranah pribadi saya, hak saya berteman dengan siapapun asalkan masih
dalam koridor yang benar. Selain itu juga Mustafa posesif kok, tapi lagi-lagi
dengan kadar yang sewajarnya. Contohnya, dia suka bertanya dengan siapa saya
pergi? Kalau sama laki-laki dia minta saya jaga jarak aja karena mau gimanapun
mereka tetap laki-laki. Dia juga meminta saya untuk terus mengirim foto kepada
dia setiap hari, ini kita lakukan berdua. Jadi pas LDR tuh ya banyak aja gitu
koleksi foto yang kita kirimkan satu sama lain HAHA.
Lanjut ke karakter keras kepala, hmm waktu pacaran sih gak terlalu
keliatan ya. Karena jauh juga, terus kalau misalnya debat sesuatu sama saya ya
yang menang biasanya saya HAHA. Tetapi, setelah menikah beberapa tahun ya
akhirnya saya bisa menemukan ke-keras kepala-an Mustafa HAHA. Nah, kalau
pemarah bagaimana? Untuk kasus ini kayaknya lebih condong ke saya ya HAHA.
Mustafa paling bisa sih ngontrol emosinya, bahkan sama orang yang bikin dia
empet banget. Jadi inget pas kita ditabrak sama orang mabok, gueh udah ngegas
banget ni tapi Mustafa stay calm abis. Nah loh, malah kayak saya yang orang
Turkinya kalau dilihat dari “keluhan” sifat negatif yang dibilang temen-temen
saya.
Eh ini, apa cowok Turki senegatif itu ya? Yang dijelasin diatas kan negative
semua. Tenang ges, ada juga kok cerita bagusnya. Jadi waktu dulu temen-temen
saya bilang katanya pacar-pacar mereka romantis, suka kasih kejutan, gak
mandang fisik dan setia. Hmm, semua relate sama Mustafa inshaAllah. Pas pacaran
sih dia romantisnya bener-bener ala film romantis gitu, kalau abis nikah sih
beda aja cara nunjukin keromantisannya. Masih tetap romantis tetapi dengan cara
yang berbeda.
Suka kasih kejutan! Ya, suka banget. Dari kejutan sederhana sampe mevvah
HAHA. Perempuan emang paling seneng sih dikasih kejutan, mau sederhana ataupun
mevvah. Gak mandang fisik? Yes, Mustafa banget. Baru kali ini sih saya dicintai
orang (selain orang tua saya) tanpa mandang fisik saya gimana. Sadar gak punya
muka secantik Lady Diana kadang suka bikin saya minder perihal jodoh HAHA,
karena katanya lelaki itu makhluk visual. eh, jodoh saya malah datang lebih
dulu.
Dan yang terakhir adalah setia. Alhamdulillah, selama 2 tahun berpacaran
dan 5 taun menikah kita engga pernah dapet masalah dengan kesetiaan. Kenapa
saya tulis ‘engga’ dibanding ‘belum’? karena 'belum' bermakna bahwa akan ada
ketidaksetiaan di masa depan nanti. Kalau nulis belum ya tandanya kita bisa
juga mengharapkan ada kejadian tersebut di masa depan HAHA. Gak mau banget ah,
pokoknya saya maunya kita berdua itu setia satu sama lain. Bukan bermaksud
takabur, tapi setiap pernikahan ya ngarepnya tuh bahagia lahir batin dengan
pasangan dan setia sampai ajal menjemput. Masuk sampai sini?
Kalau kalian sadar, yang saya jelaskan diatas itu bukan tentang karakter
cowok Turki loh melainkan karakter dari Mustafa yang memang orang Turki. Tetapi
‘memang orang Turki’ bukan berarti semua orang Turki demikian. Ini nyambung ke
alasan saya kenapa gak pernah mau nulis karakter cowok Turki secara eksplisit.
Cowok Turki ini begini loh, cowok Turki itu begitu loh. Kesannya jadi subjektif
aja kalau ditulis.
Pertama, untuk nulis ‘karakter cowok Turki’, rasanya kita mesti survey
dengan sample yang tidak sedikit ya. Cowok Turki dari semua kota ya kudu kita
survey (kalau mau data yang akurat banget). Jujur, saya sih gak sanggup HAHA. Karakter setiap orang pada
kenyataannya sih berbeda satu sama lain. Sesama orang Sunda aja bisa beda-beda
kok. Eh gak usah jauh-jauh, anak sama bapak aja bisa beda karakter.
Makanya balik lagi, saya belum berani nulis karakter cowok Turki secara
eksplisit karena sadar kalau saya gak banyak tahu. Apa kabar kalau pas awal
nikah saya nulis ini di blog ya? Auto dikecam kayaknya karena gak sesuai dengan
fakta di lapangan. Contohnya saya tulis, “Karakter cowok Turki itu setia kok.”
DUAR, saya malah dapet banyak cerita gak enak soal “ketidaksetiaan” cowok Turki
dari teman-teman saya (yang juga bersuamikan orang Turki). Ini aja baru berani
nulis sepanjang dan segamblang ini setelah kita menikah 5 tahun HAHA. Setelah
kita dengar cerita ini itu.
Jadi begini ya teman-teman. Kalian boleh banget kok nyari tahu soal
karakter cowok kalian berdasarkan asal negaranya. Tetapi yang paling penting adalah, coba
pelajari karakter cowok kalian sendiri (karena kadang ada juga yang gak related dengan asal negaranya). Selama berhubungan kan kalian pasti
berkomunikasi, dari proses tersebut kita bisa tahu karakter seseorang walaupun tidak
sepenuhnya kalian bisa baca. Ketika menikahpun sebenarnya butuh waktu beberapa
waktu untuk membaca karakter suami/ pasangan kita.
Selama masa perkenalan itulah kita bisa jadi observer untuk
masa depan, katakanlah demikian. Jika dirasa sifat/ karakter pasangan kita
kurang ‘cocok’ untuk kita ya ada baiknya dipertimbangkan kembali. Jangan
terlalu melibatkan perasaan ketika berhubungan jarak jauh, terlebih kalian
belum pernah bertemu sebelumnya. Intinya, jangan dulu 100% mencintai seseorang. Jangan sampai ketika menikah nanti kalian
menyesal telah memilih orang yang salah, setelah terikat pernikahan kalian akan
sulit lepas. Akan ada banyak pertimbangan yang muncul ketika kalian ingin berpisah dengan pasangan ketika sudah menikah, apalagi jika kalian sudah memiliki anak.
Sepengalaman saya sih, 'karakter' seseorang di dunia maya bisa berbeda 180% dengan karakternya di dunia nyata. Ya, namanya juga lagi PDKT kan, yang mau ditunjukin ya yang baik-baik biasanya HAHA. Tapi ada juga yang pas PDKT udah 'keliatan' karakter negatifnya yang lebih dominan (walaupun pacaran di dunia maya). Kalian tinggal timbang sendiri, lebih banyak yang positif atau negatif. Kalian sendiri yang memutuskan apakah berlanjut atau tidak, semua pilihan kalian yang buat.
Sepengalaman saya sih, 'karakter' seseorang di dunia maya bisa berbeda 180% dengan karakternya di dunia nyata. Ya, namanya juga lagi PDKT kan, yang mau ditunjukin ya yang baik-baik biasanya HAHA. Tapi ada juga yang pas PDKT udah 'keliatan' karakter negatifnya yang lebih dominan (walaupun pacaran di dunia maya). Kalian tinggal timbang sendiri, lebih banyak yang positif atau negatif. Kalian sendiri yang memutuskan apakah berlanjut atau tidak, semua pilihan kalian yang buat.
Begitu aja sih wejangan dari Mrs. Kursun, semoga semogalah ya :D
Mrs. Kursun
Bener banget berhenti atau tidak kita memutuskan, karakter orang berbeda-beda tidak memandang apakah dia berasal dari negara yang sama dengan kita atau dari negara yang berbeda, intinya jangan terlalu mencinta, tapi saya berharap bisa menemukan real love seperti mbak, siapapun dia, semoga lelaki yang akan menemani kita adalah lelaki pilihan dari Allah SWT
BalasHapusBenar! Point saya disitu. Saya sangat setuju dengan komentar mbak :)
HapusSemoga mbak bisa menemukan jodoh yang terbaik dari Allah, siapapun dia :)
HapusSalam kenal :)