Senin, 19 Desember 2016

Pengalaman Suami Ikut Lomba Pidato Bahasa Indonesia

Sudah terlalu lama saya mengabaikan hobby menulis saya..Saya juga sampai lupa kapan terakhir kali saya nulis wkwkwkwk

Holla, sekarang saya sedang liburan ke Indonesia. Sudah 3 bulan disini hehehee. Awalnya karena mudik ikut suami yang dapet tiket gratisan dari Kemendikbud, eh kita malah keterusan disini hihihi.
Di postingan kali ini saya mau membahas tentang pengalaman suami yang menang lomba pidato bahasa Indonesia dan goes to Istana Negara ketemu pak Jokowi.



Punya suami foreigner yang bisa bahasa Indonesia itu ada enak dan enggaknya, enaknya dia bisa ngerti maksud kita tapi gaenaknya saking terlalu bisanya bahasa Indonesia, Pak suami sampe faham kalo kita lagi ngegosip sama temen di BBM atau Whats App T__T karena ini suamicim suka marah sama saya (jangan ditiru ya :D)

Kekepoan suami terhadap bahasa Indonesia akhirnya menemukan muara ketika KBRI Ankara mengadakan lomba pidato bahsa Indonesia. Langsung dia semangat buat ikut lomba, temen-temen lain juga pada ngedukung suami ikut lomba pidato itu. Hadiahnya adalah tiket PP Turki-Indo Indo –Turki dengan pesawat Turkish Airliness, Uang jajan, Liburan ke Jakarta dan Jogjakarta dan yang pakling special adalah diundang Presiden untuk mengikuti upacara kemerdekaan di Istana Negara :D
Lomba pidato ini pertama diadakan di Turki, jadi pesertanya juga sedikit. Sekitar 8 orang yang daftar dan yang ikut lomba hanya 6 orang. Suamicim dapet urutan terakhir. Sebagai orang yang berkecimpung di dunia BIPA ketika kuliah dulu, sedikit banyak saya mengerti penilaian para juri dan juga ikut memprediksi juara dari kacamata saya. Sebagain besar peserta lomba pidato tidak mengerti bahasa Indonesia, mereka hanya faham beberapa kata. Ada satu peserta laki-laki selain suami saya yang mengikuti lomba itu. Pidatonya cukup berat dan menggunakan bahasa yang sangat ‘akademik’ sekali. Dari caranya berpidato dan berbahasa Indonesia, saya rasa kalau dia ‘hanya menghafal’ saja, dan tidak faham apa yang dia ucapkan. Lalu suami bilang kalau peserta itu tidak faham bahasa Indonesia sama sekali, dia meminta salah satu mahasiswa Indonesia menerjemahkan pidatonya dalam bahasa Turki ke Bahasa Indonesia. Saya akan jadi orang pertama yang tidak terima kalau dia keluar sebagai juara.

Suami saya menulis 90% pidatonya sendiri, dengan kosakata yang dia kuasai. Saya hanya membantu dia mengoreksi beberapa kata yang salah. Mimik, intonasi, pelafalan dan lain-lain saya yang latih. Cukup pesimis tidak jadi juara, akhirnya berbuah manis. Dia menjadi pemenang lomba pidato dengan satu peserta lain yang saya prediksi menang juga. Pada tanggal 15 Agustus, mereka berdua berangkat ke Indonesia bersama saya.

Agak sedikit khawatir kalau keberangkatan suami dan kami tidak jadi. Mungkin sudah tahu kalau tanggal 15 July kemarin terjadi percobaan kudeta di Turki. Pemerintah melarang beberapa masyrakatnya berpergian keluar negri, alhamdulillah suami bisa keluar imigrasi Turki tanpa masalah. Walaupun sebenernya saya degdegan juga, karena suami cukup lama dipelototi oleh petugas imigrasi hehehe.
*** 
Akhirnya kami sampai juga ke negara tercinta. Di bandara kami disambut oleh anggota keluarga lengkap hehhee. Saya dan suami berpisah selama 9 hari disana. Suami dan zeynep (pemenang lain) berkumpul dengan peserta lain dari 18 negara.

Sebagai istri jelas bangga sekali bisa melihat suami memenangkan lomba tersebut, tetapi ada rasa ingin ikut hahaha. Karena saya sebagai WNI tidak pernah sekalipun diundang secara resmi oleh presiden RI ke kediamannya untuk mengikuti acara sakral negara kami.

Saya cukup puas dengan posisi dibelakang layar, menyaksikan dia meraih impiannya cieh cieh. Beberapa foto yang dikirim suami emang bikin saya iri hehehe. Bisa satu ruangan dengan presiden dan staff kenegaraan lain, itu keren banget! Dia bisa pergi ke Jogja juga buat liat merapi, naik jeep pula (one of my wishlist!).


Kalau punya suami foreigner, gak ada salahnya coba ikut lomba serupa. Biasanya KEMENDIKBUD ngadain lomba ini tiap tahun. Tipsnya: latihan percakapan Bahasa Indonesia setiap hari, saya sering ngobrol pakai bahasa Indonesia dengan suami (karena ini bahasa Turki saya jebod T___T). Hadiahnya gak tanggung-tanggung loh,jadi hayuu ikutan juga! Dan tentunya hal ini bisa jadi cerita manis untuk anak-anak kita :) 

2 komentar: