Selamat bulan Juni, Selamat
menanti hari kemenangan untuk umat islam di dunia ini :)
Apakah “kemenangan” tersebut
benar-benar sebuah kemenangan untuk seluruh umat islam? Ataukah hanya sebuah
slogan formalitas untuk ucapan hari raya semata?
Juni, bulan penentuan di Turki.
Bulan dimana “demokrasi” (katanya)
akan bergema diseantero Turki. Kurang dari dua minggu lagi Turki akan
mengadakan pemilihan presiden, seorang pemimpin baru (atau dengan wajah lama)
yang akan memimpin Turki untuk waktu yang sangat sangat lama (bahkan mungkin
tak terhingga ya?).
Sejak 2 tahun lalu Turki
mengalami banyak perubahan besar, terutama dari segi politik. Ah, sebenarnya
males sih bahas-bahas politik gini. Tapi kok ya ada gemes-gemesnya gitu loh
kalo abis baca berita dan denger cerita dari temen “yang kena dampak” dari kebijakan politik pemerintah.
Kayak yang saya bilang di
paragraf sebelumnya, dalam waktu 2 tahun belakangan, Turki mengalami banyak
perubahan. Beberapa diantaranya adalah kudeta (gak jadi), disambung
dengan pembersihan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap pihak
oposisi oleh pemerintah, terus lanjut ke referendum, lanjut ke jatuhnya nilai
tukar lira ke seluruh mata uang dunia (terutama dollar), dan sekarang adalah
dipercepatnya pemilu yang harusnya diselenggarakan November tahun depan. Ni
negara super dagelan banget sih menurut saya. Semuanya mesti banget
diburu-buru.
Seperti yang kita tau, Turki
merupakan salah satu negara yang banyak menampung pengungsi asal Suriah. Tapi
taukah kalian semua bahwa sekarang banyak juga masyarakat Turki yang pergi
mengungsi ke negara lain karena permasalahan politik yang menjerat mereka?
Sebuah masalah yang seharusnya gak pernah mereka dapatkan karena sejatinya mereka
adalah orang-orang innocent yang
akhirnya harus berurusan dengan masalah politik karena mandat satu orang.
Bicara soal pengungsi dari Turki
ke negara lain, saya punya banyak cerita kelu soal mereka. Cerita yang saya
dapat dari orang-orang terdekat saya yang saya tahu betul bagaimana orangnya. Semoga
cerita ini jadi gambaran buat kalian semua bahwa Turki engga sesempurna yang
kalian bayangkan, terlalu banyak pelanggaran hak asasi manusia disana. Sampe
mikir deh, emang masih ada ya hak asasi di negara Turki?
Engga lama ini ada salah satu
temen kami yang ngehubungin kami dari Jerman. Ternyata dia pergi ngungsi dari
Turki sejak setahun lalu dan baru menetap di Jerman (tanpa kejelasan). Dia
cerita panjang lebar soal pengalamannya pergi ngungsi dari Turki ke Jerman, dan
jujur aja saya sedih banget pas denger cerita perjuangan dia sampe ke Jerman.
Alkisah, teman kita merupakan
salah seorang guru dari sekolah yang berafiliasi dengan pihak oposisi di Turki.
Pemerintah Turki seakan alergi sama mereka-mereka yang kerja atau punya
hubungan (bahkan secuil) dengan pihak oposisi. Jangan harap kalian bisa hidup
tenang.
Sebenernya temen kami ini udah resign dari sekolah itu sebelum
mencuatnya kasus kudeta di Turki. Sayangnya memang dia lagi engga beruntung.
Dia jadi kena imbas dari kebijakan pemerintah, namanya terlanjur kotor karena
pernah kerja di sekolah tersebut. Sulit buat dia buat dapet pekerjaan lagi
karena sekalinya kita dapet tanda hitam, kita bakal sulit berkembang. Temen
kita pergi ke mahkamah buat minta haknya untuk kemudahan mencari pekerjaan,
tapi ternyata pihak mahkamah bilang bahwa dia engga bisa dapet haknya karena
dia pernah kerja di sekolah itu dan sewaktu-waktu dia bisa dipenjara. Gak lama
setelah itu adik kandungnya ditangkap polisi dan dipenjara.
Beberapa bulan kemudian
orang-orang terdekat dia yang lain juga ikut masuk penjara dan dia mulai mikir
“mungkin waktu saya sebentar lagi”. Akhirnya dia coba buat pergi ke negara
lain, tapi engga ada satupun negara yang mau kasih dia visa. Semua negara nolak
pengajuan visanya, kayak Kanada dan Amerika. Dia gak kehabisan akal, akhirnya
dia mikir buat pergi ke Albania. Sebelum ke Albania, dia mulangin istri dan
anak-anaknya dulu ke negara asal istrinya. Setelah itu dia pergi ke Albania
menggunakan pesawat, waktu itu belum ada masalah pengambilan passpor buat dia,
jadi kepergian ke Albania lancar-lancar saja.
Tujuan utamanya adalah ke Jerman,
karena Jerman merupakan salah satu negara yang mau nampung korban dari
permasalahan politik di Turki. Tapi, buat sampe ke Jerman itu bukan perkara
yang mudah. Petualangan dia dimulai disini.
Dari Albania, dia pergi ke
Yunani. Di Yunani semua serba sulit karena pemerintah Yunani gak mau bantu
pengungsi Turki bikin visa schengen. Dia tinggal cukup lama di Yunani sampe
akhirnya dia nekat buat pergi diem-diem secara ilegal. Entah gimana caranya,
kayaknya dia lebih banyak pergi jalan kaki dari Yunani ke Jerman. Dia cerita
gimana dia harus masuk hutan dan naik gunung buat sampe Jerman, tanpa
orang-orang tersayang di sisi :”( kebayang ga sih gengs :”( baper abis ni saya
:”(
Akhirnya setelah beberapa minggu
dia tiba juga di Jerman, dan masuk camp pengungsian.
Orang baik itu harus dapet perlakuan engga manusiawi dari pemerintahnya sampe
harus ngungsi ke negara orang :”(
Apa setelah masuk camp kisah dia berakhir bahagia? Engga
sama sekali! Hidup di camp pengungsian
bukan hal yang enak! Dia harus siap dengan fasilitas yang sangat terbatas,
kamar mandi hanya tersedia satu saja untuk seluruh pengungsi di camp tersebut. Camp-nya kotor dan penuh sama tikus. Dia nunggu kejelasan buat
kursus bahasa Jerman gratis dari pemerintah Jerman. Tapi selama 6 bulan disana
dia gak dapet kejelasan apa-apa. Oyah, sebenernya gak semua camp pengungsian di Jerman seburuk itu,
setiap provinsi di Jerman punya suasana dan fasilitas camp yang berbeda. Pemerintah Jerman juga ngasih kursus bahasa
Jerman gratis buat para pengungsi yang datang ke Jerman buat bekal survive disana.
Camp dia terletak di desa terpencil. Supermarket terdekat dengan camp pengungsian itu jaraknya sekitar 3
km, jadi pas winter dia mesti jalan kaki sekitar 3 km cuma buat beli roti!
Akhirnya dia mutusin buat keluar dari camp
pengungsian. Qadarullah, dia ketemu
orang baik yang mau kasih dia penginapan gratis. Dia cerita kalau dia gabisa fokus
sama sekali selama di Jerman karena hati dan pikirannya terus ke anak dan
istri. Anak-anaknya masih kecil-kecil :”(
So, apa yang bisa kalian
simpulkan dari cerita diatas? Ini bukan cerita fiktif yang saya karang sendiri.
Cerita ini murni saya dapatkan dari seorang pengungsi Turki di Jerman yang juga
masih orang deket saya dan suami. Kalian bisa baca gimana buruknya sistem
politik di Turki. Makanya saya sendiri sih engga fanatik sama politik di Turki
karena udah tau busuknya permainan politik di negara itu. Yang kena imbasnya
itu ya orang-orang yang gak bersalah. Mungkin Turki bisa dibilang sebagai
negara yang paling banyak melakukan pelanggaran hak asasi manusia saat ini (mungkin
loh ya). Mengingat banyaknya pengangguran disana dan sulitnya mereka dapet
kerjaan. Penyedia kerja juga gak mau kasih kerja ke mereka karena mereka-mereka
itu udah dapet tanda hitam dari pemerintah dan tanda itu sulit banget
hilangnya. Belum lagi orang-orang yang kurang beruntung bisa masuk penjara dan
jumlah mereka terus bertambah tiap harinya sampe pemerintah Turki menganggarkan
dana untuk pembuatan penjara baru karena saking banyaknya orang yang ditangkep.
Jadi begitulah, ini cuma satu
cerita dari puluhan cerita sedih yang saya denger dari temen-temen saya. Saya
cuma pengen kalian buka mata sih sama fakta-fakta ini, bahwa Turki engga
sesempurna yang kalian bayangkan. Kalau kalian bilang ini cuma akal-akalan
segelintir orang buat ngejelek-jelekin pemerintahan Turki, kalian salah. Apa
kalian fikir orang-orang yang dipenjara itu orang kafir? Engga! Mereka muslim!
Jadi bijaklah dalam berfikir, bahwa apa yang kalian baca di media belum tentu
yang sebenarnya. Kenyataan itu kadang lebih sakit jendral!
Semoga Allah cepat turun tangan
untuk kasus ini.
*Note 1: Tulisan ini dibuat bulan kemarin tapi saya baru sempet update wkwkwk monmaap kekawan :D
*Note 2: Akhirnya si bapak menang lagi, tapi tetep gabisa lebih dari 53% yang artinya setengah masyarakat Turki engga terlalu menginginkan dia :)
*Note 2: Akhirnya si bapak menang lagi, tapi tetep gabisa lebih dari 53% yang artinya setengah masyarakat Turki engga terlalu menginginkan dia :)
Yaaaa, yang terbaik aja deh buat Turki :)